Malang Post – Perburuan pemain lokal Arema FC, konon sudah berakhir. Dipungkasi dengan dikontraknya dua pemain lokal. Syaeful Anwar dan Adixi Lenzivio. Pada Rabu (14/6/2023) kemarin.
Syaeful Anwar adalah seorang palang pintu. Yang sebenarnya sudah bersama Arema FC sejak musim 2022/2023 lalu.
Sedangkan Adixi Lenzivio, didatangkan dari PSMS Medan. Penjaga gawang yang juga pernah membela Persija Jakarta ini, diproyeksikan menggantikan Adilson Maringa. Kiper Brasil yang dipinjamkan ke Bali United.
“Selamat datang! Adixi. Ayo bekerja keras untuk Singo Edan. Selamat bergabung di kandang Singa, Adixi Lenzivio,” tulis @aremafcofficial seperti yang dilansir Rabu (14/6/2023).
Hadirnya kiper berusia 30 tahun itu, tentunya semakin menambah kental aroma PSMS Medan di kubu Singo Edan.
Sejak diambil alih oleh eks pelatih PSMS Medan, I Putu Gede Swisantoso, pada putaran kedua Liga 1 2022 lalu, Arema FC kian dihiasi pemain-pemain bekas Laskar Ayam Kinantan.
Apalagi sebelum Putu Gede direkrut jadi pelatih. Untuk menggantikan Javier Roca, di pertengahan putaran kedua Liga 1 musim 2022/2023 lalu. Arema FC sudah memiliki Manajer Tim, Wiebie Dwi Andriyas, yang juga mantan Direktur Keuangan PSMS Medan.
Lalu di persiapan menghadapi Liga 1 musim 2023/2024 ini, nama-nama seperti Joko Susilo, Hamdi Sula, Iman Budi Hernandi, Kevin Armedyah dan Fardan Harahap, masuk dalam skuad Singo Edan.
Mereka semua adalah penggawa PSMS Medan. Yang turun di kompetisi Liga 2 di musim 2022/2023 kemarin. Yang kompetisinya tidak lagi dilanjutkan hingga tuntas.
Banyak cibiran langsung menyerang Arema. Karena mendatangkan pemain-pemain Liga 2, untuk kompetisi musim depan.
Sementara pemain-pemain yang ‘berlevel’ Liga 1, justru banyak dilepas. Total ada 13 pemain lokal Arema FC, yang tidak diperpanjang kontraknya.
Tetapi Pelatih I Putu Gede menegaskan, tak sembarang pemain yang didatangkan untuk mengisi Skuad Singo Edan.
Sejauh ini, selain dari ‘gang’ PSMS Medan, Arema juga mendatangkan Rendra Teddy (Putra Delta), Flabio Soares (Putra Delta), Dicki Agung (Deltras Sidoarjo) dan Samuel Balinsa (Persewar Waropen).
Sementara pemain dari klub Liga 1, cuma dua pemain sementara ini. Kedua pemain itu adalah Gufroni Al Ma’ruf (Dewa United) dan Rifad Marasabessy (Borneo FC).
“Kita mendatangkan pemain Liga 2 juga gak asal lho. Saya tahu situasi di Liga 1 dan Liga 2. Makanya benar-benar kita pilih dan kita datangkan yang sesuai kebutuhan. Tidak sembarangan. Pemain yang kita butuhkan saja, yang punya kualitas dan sesuai karakter kita,” kata Putu Gede, beberapa waktu lalu.
Selain karena sesuai dengan kebutuhan tim, Putu Gede menyebut, ada pertimbangan lain kenapa Arema mendatangkan pemain-pemain dari Liga 2.
Menurutnya, bisa saja mereka lebih cocok bermain di Skuad Singo Edan, yang punya karakter keras dan ngeyel.
Hal itu tak lepas dari karakter kompetisi di kasta kedua ke bawah, yang dikenal sebagai liga rimba.
Karenanya, bisa dipastikan di sana banyak sekali bertebaran pemain dengan karakter yang diinginkan Putu Gede dan tim pelatih Arema.
“Jangan salah lho, atmosfer Liga 2 itu beda dari Liga 1. Lebih keras, lebih fight mainnya. Itu salah satu pertimbangan kami.”
“Kebetulan saja datang dari tiga tim itu. Sebenarnya banyak, tapi pemainnya terkendala masih terikat kontrak dengan klubnya,” tegas pelatih berusia 49 tahun ini. (*/ Ra Indrata)