Malang Post – Ketua RW 8 Tlogomas, Agung Winarno menegaskan, apa yang menjadi kesepakatan bersama. Terhitung pertanggal 21 Mei 2023, sudah tidak boleh ada aktifitas pelayanan tamu. Di Smart Hotel dan Griya Cempaka – Reddoorz.
“Kedua hotel itu, harus ditutup sementara waktu. Hingga ada keputusan secara jelas dan mengikat dari Pemkot Malang. Tapi faktanya, Griya Cempaka – RedDoorz, tetap melanggar. Dengan tetap menerima tamu,” tegas Agung, Minggu (21/5/2023)
Hal berbeda justru ditunjukkan Smart Hotel. Yang dinilai sangat kooperatif dan mendukung kesepakatan bersama. Dengan sudah tidak beroperasi, untuk sementara waktu.
Agung menilai, ada upaya pembangkangan, dari manajemen Griya Cempaka-RedDoorz. Sebab, terbukti hingga Minggu pagi ini, manajemen hotel tetap melakukan aktifitas pelayanan kepada tamu hotel.
“Sehingga kami bersama elemen masyarakat Tlogomas lainnya. Secara gerakan moral menggelar doa dan istighosah. Bermunajat kepada Allah SWT. Karena hanya Allah lah yang bisa menyelamatkan negeri ini dari kemungkaran tersebut,” tandasnya.
Pihaknya turut mendoakan kepada para pelaku aksi (prostitusi online). Lanjutnya, semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya. Sekaligus dalam mendapatkan rejekinya Allah SWT di muka bumi ini. Dijalaninya dengan cara yang baik dan halal.
“Demikian halnya, kepada pemilik Griya Cempaka-Reddoorz sekaligus pengelolanya. Cepat disadarkan hatinya serta adanya teguran langsung dari Tuhan Yang Maha Kuasa,” cetusnya.
Lebih jauh dikatakan, jika kemungkaran ini tidak segera ditangani dan diberantas bersama. Pihaknya meyakini bakal berdampak pada kehancuran moral dan masa depan anak bangsa. Juga bisa mendatangkan kemurkaan Allah SWT.
“Oleh karenanya, kami bersama semua elemen masyarakat Tlogomas. Mohon kepada Allah SWT, serta mendukung upaya Pemkot Malang. Dalam menangani aksi amoral tersebut. Kami berharap ada keseriusan dan kejelasan nyata dari sikap Pemkot Malang,” tambahnya.
Masih ditempat sama, Tokoh Muhammadiyah Tlogomas, Ismulyadi menukaskan, dari Muhammadiyah sejak awal masalah ini muncul, sangat mendukung sepenuhnya upaya warga Tlogomas. Utamanya dalam menuntut ketegasan sikap pemerintah setempat.
“Kita dari Muhammadiyah, siap mendukung sekaligus menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Apa yang dirasakan saudara kita (NU), menjadi urusan kami juga. Jika prostitusi ini terus bertebaran di masyarakat, jangka panjangnya moral masa depan anak bangsa akan tergerus,” tukas Ismulyadi.
Selanjutnya, tokoh NU Tlogomas, Khoirul Anam menambahkan, pembacaan doa dan istighosah, bagian dari kewajiban sebagai orang muslim. Dalam melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
“Kita bersama-sama bermunajat kepada Allah SWT. Agar wilayah Tlogomas lebih aman, nyaman, tentram. Serta dijauhkan dari perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan murka Allah SWT. Untuk itu kami dari NU, tidak hanya dengan sikap moral saja. Tapi secara administratif terus memberikan dukungan penuh kepada warga,” tambah dia.
Sementara itu terpisah tamu sekeluarga dari Nganjuk, yang menginap di Griya Cempaka RedDoorz. Mengaku tidak tahu menahu soal kasus yang menimpa penginapan tersebut.
“Maaf kami gak paham apa yang telah terjadi di sini. Kami sekeluarga baru tadi malam (Sabtu malam) datang. Saat ini kami akan meninggalkan lokasi. Kebetulan kami memang waktunya akan pulang ke Nganjuk,” ujar perempuan berjilbab, yang menjadi tamu hotel RedDoorz, saat dikonfirmasi Malang Post.
Sementara, pihak Hotel Griya Cempaka RedDoorz, tetap tidak mau menyampaikan pernyataannya kepada awak media. (Iwan – Ra Indrata).