
Malang Post – Endrika Widyastuti, S.Pt, M.Sc,MP, Ph. D, dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) penerima Taiwan ICDF Scholarship berhasil meraih Outstanding Research Award dari National Pingtung University of Science and Technology Taiwan.
Penelitiannya bertopik pengembangan Metal Oxides Thin Film sebagai antimicrobial coating dan fotodegrasi polutan. Sempat meraih Excellent Work Award Painting Competition dan Mandarin Singing Contest dalam masa studinya di Taiwan.
Endrika juga berhasil lulus dengan menyabet IPK 3.98 berpredikat cumlaude dari NPUST hanya selama 3 tahun. Dalam paparannya, Endrika menjelaskan ICDF Scholarship merupakan salah satu beasiswa paling prestisius dari Taiwan dan tidak mudah untuk meraihnya. Umumnya hanya terdapat satu mahasiswa dalam setiap tahunnya untuk masing masing negara penerima.
“Alhamdulillah. Allah mudahkan saya meraih beasiswa Taiwan ICDF Scholarship ini. Beasiswa ini mengcover semua biaya Ph.D selama 4 tahun termasuk tiket pesawat, visa, uang buku, free dormitory, stipend dan bahkan juga rekreasi di setiap semester.”
“Lebih bersyukur lagi karena tiap tahun hanya diambil satu awardee saja di tiap negara, jadi makin terasa prestigenya. Benar-benar alhamdulillah. Terima kasih untuk semua pihak yang telah mensupport saya,” jelasnya.
Endrika juga menjelaskan tentang penelitiannya bertopik pengembangan Metal Oxides Thin Film sebagai antimicrobial coating dan fotodegrasi polutan yang berhasil meraih outstanding research award.
Thin film atau lapisan tipis adalah lapisan material yang memiliki ketebalan nanometer. Thin film dapat digunakan sebagai pelapis antimikroba dan pendegradasi polutan. Karena memiliki sifat yang dapat memengaruhi interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
“Pada saat saya di Taiwan kemarin kebetulan berbarengan dengan masa-masa pandemi covid-19. Sehingga saya berpikir untuk meneliti sesuatu yang tepat guna. Nah, Thin film merupakan lapisan tipis berukuran nanometer untuk diaplikasikan sebagai pelapis antimikroba yang efektif, stabil, aman dan ekonomis.”
“Contoh aplikasinya dapat digunakan sebagai coating penyimpanan wadah produk pangan, COVID-19, pelapis pada fasilitas kesehatan hingga alat alat kedokteran,” jelasnya.
Sebagai pelapis antimikroba, Thin film dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan material. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan zat antimikroba ke dalam lapisan tipis yang kemudian diaplikasikan pada permukaan material yang diinginkan.
Zat antimikroba yang sering digunakan adalah perak, tembaga, dan seng, karena memiliki sifat antimikroba yang kuat dan stabil. Sebagai pendegradasi polutan, thin film dapat digunakan untuk mengurangi polusi lingkungan.
Caranya, mengoksidasi atau mereduksi senyawa-senyawa berbahaya menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Proses ini dapat dilakukan dengan menambahkan katalis pada lapisan tipis. Katalis yang sering digunakan adalah titanium dioksida (TiO2).
Karena memiliki sifat fotokatalitik yang kuat dan efektif dalam mengurangi polusi udara dan air. Kedua aplikasi thin film ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan manusia. (M Abd Rahman Rozzi-Januar Triwahyudi)