Malang Post – Konselor Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhammad Rifqi Pramantyo, CSP, CFP, CNNLP, CHt. Memberikan Achievement Motivation Training (AMT) di MIN 1 dan MIN 2 Kota Malang Senin (27/3/2023).
Ada satu hal yang menjadi catatan penting dalam hal memberikan motivasinya Kak Qii pangilan akrabnya berpesan agar para siswa tidak insecure atau kurang percaya diri terhadap apa yang dia bisa atau miliki.
“Rata-rata anak yang setingkat SD itu kurang komunikasi antar sesama, antar orang tua dan anak, antar murid dan guru. Nah, kurangnya komunikasi tersebut, itu akhirnya membuat anak ini menjadi insecure, tidak percaya diri, tidak mampu menyampaikan isi hati yang ada di dirinya,” ucapnya
Materi yang sangat penting tersebut, dia kemas menjadi menarik dan ringan, sehingga menjadi mudah untuk dipahami para murid tingkat SD.
“Sehingga saya tidak memberikan materi-mareri yang berat, hanya menceritakan tentang bagaimana perjalanan hidup saya seperti apa,” kata dia.
Pihaknya mengakui, telah banyak makan asam garam tentang sebuah kegagalan dalam hidup. Dan hal itu dapat menjadi sebuah motivasi bagi orang lain, agar tak menyerah dengan keadaan yang dimiliki.
Menurutnya, sangat penting untuk membekali anak-anak usia dini ini dengan hal-hal yang positif, yang dapat membangun karakter mereka menjadi orang yang tangguh. Karena pada usia tersebut, ingatan yang mereka punya akan mereka bawa hingga mereka tua.
“Anak kecil itu, khususnya anak SD, saya berukur pada diri saya sendiri saja. Pada saat saya SD, saya benar-benar ingat sekali siapa nama guru saya, letak kelas saya dimana, posisi duduk saya dimana, itu ingat detail. Karena anak kecil itu bukan hanya dia memperhatikan, tapi dia merekam,” urainya
Jika mulai dari dini mereka sudah terbiasa dengan hal-hal baik, maka dia yakin, hal itu akan menjadikan karakter generasi muda bangsa ini menjadi baik pula.
“Karakter itu terbentuk dari kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Kalau kita biasa berbicara baik, insya Allah nanti juga akhirnya outputnya akan baik,” terangnya.
Sebagai contoh, apabila seorang anak terbiasa mengucapkan hal baik, maka hal itu juga akan menjadi kebiasaan mereka di dalam alam bawah sadar.
“Misalnya, tiba-tiba kaget karena ada geluduk. Kalau kita terbiasa untuk ngomong baik, seperti astaghfirullah, maka itu yang akan keluar dari mulut kita Tapi kalau kita tidak terbiasa ngomong baik, kalau ada geledek ya ngomonya buruk-buruk,” pungkas anak muda yang memiliki panggilan lain Mas Kyai.
Nah sehingga, kebiasaan itu adalah salah satu penentu bagaimana karakter dan karakter itulah yang akhirnya menentukan bagaiman tingkat hasil atau kualitas dari diri seseorang. (M Abd Rahman Rozzi)