Malang Post – Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi ledakan yang menghancurkan dua rumah dan menyebabkan satu korban tewas. Lokasinya di Dusun Pulosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Olah TKP itu dilakukan jajaran Polres Batu bersama tim Labfor Polda Jatim.
Kapolres Batu, AKBP Oskar Syamsuddin menyatakan, dari hasil olah TKP korban meninggal bernama Ahmad Hasan Rifai (19) merupakan perakit petasan. Dia belajar membuat petasan dari tutorial di internet. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya catatan cara merakit petasan.
“Selain belajar membuat petasan lewat tutorial internet. Korban mendapatkan bahan baku petasan dengan cara membeli online. Kemudian mengirim bahan pembuat petasan itu lewat jasa ekspedisi paket,” tutur Oskar, Senin, (13/3/2023).
Hal tersebut diketahui setelah dilakukan olah TKP selama enam jam pasca ledakan. Hasilnya Polisi menyimpulkan jika korban merakit petasan sendiri. Hal tersebut diperkuat dengan temuan Polisi yang menemukan buku catatan pembuatan petasan yang diduga milik korban.
“Berdasarkan keterangan saksi yang rumahnya berdekatan dengan TKP. Dugaan sementara korban merupakan peracik. Terlebih kami juga menemukan buku catatan pembuatan petasan. Yang diduga disalin dari internet,” jelasnya.
Lebih lanjut, salah satu saksi yang dimintai keterangan juga mengungkapkan, jika petasan yang diproduksi korban tidak diperjualbelikan. Namun hanya dipergunakan sendiri pada saat Bulan Ramadan.
“Informasi yang kami himpun, setiap tahun korban memang membuat petasan. Namun hanya digunakan sendiri dan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan. Petasan itu tidak diperjualbelikan,” jelas Oskar.
Lebih lanjut, dalam olah TKP tersebut, petugas juga menemukan empat kantong yang diduga berisi serbuk bahan baku pembuat petasan. Dimana setiap kantongnya berisi sekitar 500 gram bubuk petasan.
“Bubuk itu diduga punya daya ledak rendah. Kami temukan empat kantong bubuk. Beratnya diperkirakan 2 kilogram, dimana setiap kantongnya berisi 500 gram bubuk petasan,” beber Oskar.
Dari empat kantong bubuk petasan yang ditemukan itu, terdiri dari dua jenis bubuk. Namun untuk teknis lebih lanjut, pihaknya masih menunggu hasil identifikasi dari tim Labfor.
Selain menemukan barang yang diduga bubuk petasan. Dari hasil olah TKP itu juga ditemukan dua titik ledakan. Lokasi dua titik ledakan itu berada di dalam rumah yang mengalami kerusakan paling parah.
“Hasil olah TKP juga ditemukan ada dua titik ledakan. Saat ini kenapa bisa sampai meledak, masih dilakukan identifikasi oleh tim Labfor,” jelasnya
Dia juga memaparkan, di dua titik lokasi ledakan tersebut, memiliki diameter berbeda. Dimana di titik pertama memiliki diameter sekitar 50 centimeter dengan kedalaman 11 centimeter. Sedangkan di titik ke dua, memiliki diameter 49 centimeter dan kedalam 11,5 centimeter.
“Hasil temuan tersebut akan terus didalami tim Labfor. Kemudian kesimpulannya akan disampaikan dalam waktu dua pekan ke depan. Namun dugaan awal, korban meninggal dunia posisi tengah membuat petasan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua RT 7 RW 11 Dusun Pulosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Supadi menyampaikan, korban tewas bernama Hasan dikenal dengan sosok pemuda yang baik dan penurut. Dimana semenjak ayahnya meninggal, Hasan berhenti sekolah dan memutuskan untuk bekerja di Mojokerto.
“Semenjak bekerja di Mojokerto, dia jarang pulang ke rumah orang tuanya. Ketika pulang, biasanya dia tidur di rumah neneknya. Dimana rumah tersebut tak ada yang menghuni. Letaknya bersebelahan dengan orang tuanya,” jelas dia.
Saat peristiwa itu terjadi, Hasan berada di rumah neneknya. Hingga ledakan itu terjadi dan merenggut nyawanya. Sekaligus menghancurkan rumah yang sedang ditempatinya.
Adik kandung korban, Khotibul Umam menyampaikan, jika kakaknya memang suka bermain petasan. Terutama diwaktu menjelang bukan Ramadan dan saat Ramadan. Meski begitu tak sampai menjual petasan.
“Memang suka bermain petasan jelan Ramadan dan saat Ramadan. Namun tidak pernah membuat petasan dalam jumlah banyak. Apalagi sampai diperjualbelikan,” katanya.
Sementara itu, lokasi kejadian ledakan hingga saat ini masih diberi garis polisi. Ini bertujuan guna menghindari antusias masyarakat yang ingin melihat dari dekat lokasi ledakan. (Ananto Wibowo)