Malang Post – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Batu Wisata Resource (BWR) mungkin bakal jadi BUMD paling jeblok sepanjang sejarah Kota Batu. Bagaimana tidak, sudah diberi penyertaan modal hingga miliaran rupiah dari uang rakyat. BUMD itu belum juga menghasilkan sesuatu.
Berdasarkan data yang dihimpun, sejak BWR berdiri total BUMD itu telah mendapat penyertaan modal sebesar Rp 11 miliar. Kemudian sepanjang perjalanannya tidak ada keuntungan yang didapati. Bahkan informasi terakhir, sisa uang kas BWR pada tahun 2021 lalu tinggal Rp 170 juta. Jumlah kas tersebut diketahui saat Komisi B DPRD Kota Batu mendapat laporan pertanggungjawaban dari BWR.
Anggota Komisi B DPRD Kota Batu, Syaifuddin menyatakan, direksi BWR tak pernah memberikan laporan pertanggungjawaban secara detail kepada pihak legislatif. Padahal pihaknya turut menyetujui kucuran penyertaan modal tersebut.
“Kami sempat menanyakan laporan pertanggungjawaban. Sebab selama ini BWR telah menerima dana penyertaan modal sebesar Rp 11 miliar namun tidak ada kejelasan. Bahkan masih ada piutang Rp 3 miliar yang masih ditagih,” bebernya Rabu, (8/3).
Pihaknya mempertanyakan, piutang Rp 3 miliar tersebut mengalir kemana saja. Dengan adanya hal tersebut, menjadi tanda tanya besar bagi pihak legislatif. Pihaknya menghimbau agar BWR segera memberikan laporan secara detail.
“Terakhir kami panggil tahun 2021. Kemudian tidak ada kabar atau klarifikasi lagi. Oleh karena itu bulan depan akan kami panggil kembali untuk meminta klarifikasi. Baik terkait laporan pertanggung jawaban, piutang Rp 3 miliar hingga badan usaha seperti bengkel hingga toko sembako apakah masih beroperasi,” terangnya.
Saat ini tampuk pimpinan BWR sedang kosong. Setelah direktur terpilih mengundurkan diri tanpa alasan ketika baru saja menahkodai BWR selama 7 bulan.
Wakil Ketua l DPRD Kota Batu, Nurochman menambahkan, dengan adanya piutang Rp 3 miliar yang dipinjamkan okeh BWR ke pihak ketiga. Dimana hingga saat ini piutang itu belum juga terbayar. Pihaknya tidak akan memberikan penyertaan modal untuk BWR.
“Banggar memastikan tidak akan memberi penyertaan modal untuk BWR. Menyusul BWR belum menyelesaikan permasalahan piutang senilai Rp 3 miliar yang dipinjamkan ke pihak ke tiga. Apalagi DPRD belum juga mendapatkan laporan pertanggungjawaban sama sekali,” bebernya.
Oleh karena itu pihaknya meminta agar BWR segera menyelesaikan piutang Rp 3 miliar yang belum dikembalikan oleh pihak ketiga tersebut. Apalagi uang yang dipinjamkan merupakan anggaran penyertaan modal yang seharunya dikelola dengan baik dan mendapatkan keuntungan.
“Kami berharap permasalahan itu bisa segera diselesaikan. Jika tidak diselesaikan, akan meninggalkan jejak yang tidak baik di mata masyarakat. Kami juga berharap Pj Wali Kota bisa turun tangan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi BWR,” tandasnya. (Ananto Wibowo)