
Malang Post – Ratusan Topeng Malangan dikenalkan pada acara Gelar Karya Kearifan Lokal di SMPN 1 Pakisaji, Sabtu (25/2/2023). Topeng Malangan ini hasil keterampilan semua siswa dari 8 (delapan) Kelas 7 di SMPN setempat.
Ratusan topeng ini dipajang di depan kelas masing-masing, dengan kreasi hiasan stand bernuansa budaya sedemikian rupa. Topeng-topeng ini sempat dikirab bersama, dirangkai Tarian Bapang bersama-sama di halaman lingkungan sekolah ini.
Menariknya, topeng Malangan ini beragam karakter ini dibuat sendiri para pelajar ini. Bahan yang digunakan bukan dari kayu, melainkan bahan limbah kertas seadanya. Diantara topeng yang dibuat ini, sebagian menyerupai karakter tokoh dalam pewayangan Jawa.
Diantara ratusan topeng yang dipamerkan ini, sepasang topeng dibuat Indah Trisnawati, siswi Kelas 7A. Salah satunya, topeng dengan karakter Kelana Bapang.
“Bahan topeng ini Saya buat dari kertas bekas LKS, selama lima hari. Paling sulit yang Kelana Bapang ini, topengnya lebih tebal dan harus menonjolkan hidungnya yang panjang. Masih ada tiga topeng lagi ukuran kecil yang Saya buat,” terang Sabtu (25/2) siang.
Ia mengakui, terinspirasi membuat karakter topeng dari milik kakak kelas sebelumnya. Akan tetapi, bentuk dan karakter topeng Kelana Bapang yang dibuatnya dipelajarinya dari literatur internet.
Sama halnya, topeng Alfian, siswa Kelas 7F, dibuat menggunakan kertas bekas LKS, buku, atau lainnya yang tak terpakai.
“Kertas dijadikan bubur terlebih dahulu, kemudian dilakukan pengeringan bentuk topengnya,” terang Alfian.
Siswi lainnya, Aura Julia Permata mengungkapkan, pengerjaan paling sulit adalah hiasan topeng dan pengecatan, terutama pada karakter topeng dengan ada mahkotanya.
Kegiatan Gelar Karya ini merupakan perwujudan Kurikulum Merdeka Belajar untuk Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dengan tema Kearifan Lokal Topeng Malangan asli Kedungmonggo Pakisaji.
Koordinator kegiatan P5 kearifan lokal SMPN 1 Pakisaji, Nur Aini mengungkapkan, kegiatan P5 ini adalah tema kedua bagi siswa kelas 7, yang sudah dilaksanakan sejak November 2022 lalu.
Menurutnya, serangkaian kegiatan P5 tema kearifan lokal ini sudah dimulai dengan mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa pada Topeng Malangan lokal. Selanjutnya, siswa mencari literasinya terkait sejarah muasal dan kekhasan Topeng Malangan Kedungmonggo.
“Kami juga ajak anak-anak field trip (kunjungan lapangan), langsung ke pusat Topeng Malangan Kedungmonggo. Di sana, mereka belajar langsung dengan narasumber (seniman) pengrajin Topeng Malangan tersebut,” jelas Nur Aini.
Selama Gelar Karya P5 ini, semua topeng buatan pelajar SMPN 1 Pakisaji dipamerkan dan apresiasi, dan juga diberi penilaian oleh guru.
Kegiatan P5 kearifan lokal membuat Topeng Malangan ini, kata Aini, sekitar 75-80 pesen bisa diselesaikan pembuatannya.
“Pembelajaran seperti ini memang kontekstual. Anak-anak harus mengalami sendiri, melihat langsung dan mencoba. Obyeknya harus riil, dan anak didik terlibat mengalami sendiri (membuat topeng),” demikian guru pengampu mapel Bahasa Inggris ini. (Choirul Amin)