Malang Post – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Malang, memfasilitasi guru TK, PKBM/SKB, SD dan SMP se Kota Malang, sebanyak 20 guru secara perwakilan. Untuk mendapatkan pendampingan percepatan penyerapan. Sekaligus pemahaman terhadap implementasi kurikulum merdeka (IKM). Yang diterapkan oleh Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur.
Pendampingan yang dilakukan di aula VIP Dindikbud setempat, kata Kasi PPTK, di bidang Pembinaan Ketenagaan Dindikbud Kota Malang, Jianto, di dalamnya ada materi pendampingan percepatan IKM. Guru diajarkan Platform Merdeka Mengajar (PMM). Termasuk, pengimbasan terdapat penjelasan dan pengisian lembar kerja serta penyusunan RTL.
“Harapannya, guru yang mengikuti percepatan IKM dan PMM, mampu berkreasi, berinovasi serta bisa menunjukkan kualitasnya.”
“Nantinya berdampak positif kepada siswa. Sehingga memudahkan bagi siswa dalam memahami setiap yang diajarkan gurunya,” tambah dia, usai membuka giat percepatan IKM.
Ketua Pokja Data dan PBD serta PMP, BBPMP Jawa Timur, Wahyu Arijatmiko memaparkan, IKM dan PMM adalah satu paket. Bagaimana caranya PMM bisa menerapkan, agar IKM tersebut secara mandiri. Pada intinya IKM ini merangsang (stimulan), menumbuhkan kemauan kuat guru dalam belajarnya.
“Jika guru sudah berkreasi, berinovasi, kuat belajarnya secara mandiri dan mampu mengajarkan hal yang sama kepada siswanya. Pada akhirnya percepatan IKM dikuatkan dengan PMM. Mempersiapkan guru lebih mandiri bersama siswanya. Guna meningkatkan kualitas pendidikan,” papar dia.
Saat ini dalam mengajar di sekolah, lanjut dia, tidak ada batasan pada semua guru ketika mengajar. Kalau dulu masih model guru-guru tertentu yang dilibatkan. Namun sekarang semua guru harus sudah siap dan bisa secara merata.
“Konsep dan materinya, semuanya ada di IKM dan PMM. Sehingga tidak ada lagi batasan bagi guru-guru tertentu. Saat ini tinggal kemauan, kerja keras, kreatif, inovatif dalam mengembangkan diri. Karena topik di jenjang TK, SD, SMP dan SMA/SMK memiliki 12 poin. Serta di lingkungan PKBM/SKB ada 22 topik,” bebernya.
Sementara, pemateri dari SDN Karangbesuki 4 Sukun, Lutfi Awan Amin, S.Pd menjelaskan, percepatan IKM untuk optimalisasi penggunaan PMM dalam IKM. Terdapat 10 topik dalam pelatihan mandiri di PMM.
“Diantaranya, topik kurikulum merdeka, perencanaan pembelajaran, assessmen dan penguatan profil pelajar Pancasila. Lalu ada topik penyesuaian pembelajaran dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Dan masih banyak lagi topik-topik lainnya,” jelas Lutfi.
Sedangkan, keberadaan PMM sendiri, dikatakannya, adalah platform edukasi menjadi teman penggerak guru, untuk mewujudkan Pelajar Pancasila. Agar guru bisa mengajar dan belajar serta bisa berkarya lebih baik lagi.
“PMM diperuntukkan bagi guru, Kepala sekolah, maupun tenaga kependidikan. Karena di dalam PMM, ada referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan kurikulum merdeka. Pada perangkat ajarnya, tersedia lebih dari 2000 referensi berbasis kurikulum merdeka,” tandasnya.
Ditempat yang sama, salah satu peserta dari TK OASIS Bukit Dieng Permai, Sukun, Lilik Lindawati menegaskan, adanya pendampingan percepatan IKM diterapkan secara PMM. Diyakini bakal banyak mendukung pembelajaran kedepannya bagi lingkungan di sekolahnya.
“Karena proses belajar mengajarnya kian berkreatif lebih maju dan lebih nyaman dan aman serta fleksibel sekaligus tidak menjadikan tertekan dalam belajar. Bisa mengimplementasikan kepada guru-guru di sekolah kami maupun anak didik nantinya,” tegas Lilik, disela mengikuti percepatan IKM di Dindikbud.
Dimulainya pendampingan percepatan IKM, sambung Lilik, akan dikomunikasikan kurikulum dari Korea. Pihaknya ingin memadukan, nantinya setiap pembelajarannya berbentuk project.
“Yang pada akhirnya, membuat anak dalam belajar lebih enjoy dan ikut memberikan kemudahan sekaligus pemahaman menyerap ilmu sekolah yang diajarkan gurunya,” pungkasnya. (Iwan Irawan)