Malang Post – Jumani (61) RT 01 RW 7 Dusun Talun Desa Kesamben Ngajum, menyatakan kenaikan minyak goreng (migor) sangat memberatkan bagi dirinya sebagai penjual krupuk. Agar laku dagangannya disiasati dengan mengurangi bentuk ukuran krupuk.
Sejak terjadi kenaikan migor, usahanya mengalami kelesuan. Tetapi segala upaya ditempuh, agar terjual krupuknya. Ia mengubah ukuran plastik dari ukuran 15 dengan isi krupuk 4 diubah menjadi ukuran 14 dengan isi krupuk 3 agak besar dengan harga tetap di pasaran Rp 2000.
Demikian juga untuk ukuran plastik 14 dengan isi krupuk 6 ukuran kecil dirubah menjadi ukuran plastik 13 dengan isi 5 krupuk dengan harga sama Rp 2000.
” Supados saget sadean mas, dirubah ukurannya dengan isinya dikurangi dengan harga yang sama agar jualan krupuknya tetap bisa berjualan, agar dapat untung dan tidak rugi karena minyak goreng mahal,” ungkapnya.
Jumani menambahkan, dalam penggorengan krupuk selama dua hari menghabiskan minyak goreng 15 kg satu jurigen dengan harga Rp 330.000, tetapi saat ini karena sepi minyak goreng curah yang dibutuhkan 2 jurigen 30 kg dengan harga Rp 660.000 selama seminggu.
“Saya berharap minyak goreng diturunkan aja dari pada dibantu BLT, dikembalikan harganya minyak goreng curah normal kembali sekitar Rp 15.000 sampai 16.000,” Pungkasnya .
Hal Senada juga disampaikan Sunadi penjual bakso asal Desa Kesamben Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang. Ia mengaku kenaikan minyak goreng berdampak pada usahanya jual Bakso.
Barang dagangan agar bisa terjual dengan merubah ukuranya seperti pentol harganya tetap 2000,goreng juga harganya sama Rp 1000 dengan ukuran yang agak kecil agar pelanggan tidak pindah.
” Ya bagaimana lagi mas ukuran yang dikurangi dengan harga sama, demi dagangan bisa laku ‘terjual, ” tegasnya .
Harapannya, Minyak goreng agar diturunkan agar ekonomi bisa lancar dengan kondisi saat ini, apalagi sampai saat ini dirinya belum menerima BLT minyak goreng.
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang bidang sosial dan kesejahteraan masyarakat sangat menyayangkan atas keputusan pemerintah yang menaikan harga komoditas bahan kebutuhan pokok mulai minyak goreng dan bahan bakar minyak petramax sehingga memicu rendahnya daya beli masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Pemerintah dalam menangani masalah kenaikan minyak goreng yg hari ini menjadi dampak serius bagi para ibu rumah tangga, kini masyarakat dikejutkan dengan naiknya pertamax dan banyak isu juga mengenai harga gas LPG 3 kg yang akan dinaikan oleh pemerintah.
“Kita bisa pahami bersama jika BBM dan gas naik, maka dengan otomatis akan diikuti dengan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok lainnya,”tegasnya. (yon/yan)