Malang Post — Jurusan Ekonomi Pembangunan FE Universitas Negeri Malang menggelar Seminar Nasional bertajuk Inovasi Pembelajaran Digital, Selasa (16/11/2021). Dilakukan daring melalui platform Zoom dan terhubung dengan laman Youtube Jurusan Ekonomi Pembangunan FE UM.
Kegiatan ini dilatarbelakangi pesatnya perkembangan teknologi di era digital yang menjadi sebuah fenomena dan harus dikawal sebagai kawan. Agar tidak tergilas dari perputaran perkembangan zaman, terlebih dalam lini pendidikan yang menjadi sektor esensial dalam melahirkan insan-insan cendekia yang berdaya saing global dan berkarakter.
Seminar nasional inovasi pendidikan ini menghadirkan tiga narasumber ekspertis di bidang inovasi pendidikan, yaitu Dr. Hari Wahyono, M.Pd–Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan, Prof. Dr. Deni Darmawan M.Si.,M.CE selaku manager IICP (International Indonesian Central Publication) dan Yerry Soepriyanto–Konsultan Ahli KAL Project.
Pesertanya lebih dari 300 orang. Bertujuan menggali lebih jauh insight dari urgensi inovasi pembelajaran digital dalam era digitalisasi yang terus berkembang secara eksponensial hingga hari ini. “Saat ini Indonesia mengimplementasikan beberapa model pembelajaran RI 4.0 sebagai bentuk pemanfaatan media digital antara lain M-Learning, E-Learning, AR-Leraning, VR-Learning, blended learning dan hologram multimedia,” ungkap Prof. Dr. Deni Darmawan M.Si.,M.CE.
Pengembangan M-Learning berbasis android merupakan salah satu bentuk inovasi pembelajaran digital. Online learning harus dibangun dan didukung melalui kelembagaan dengan unsur pendukung. Yaitu bentuk tim, pengelola programmer, pengisian konten (antara online dan offline) harus disepakati. Sehingga, terciptanya konektivitas hybrid learning antara platform yang dimiliki oleh dosen dengan LMS institusi dapat diterapkan.
Senada dengan opini Prof. Dr. Deni, konsultan ahli KAL Project Yerry Soepriyanto menyatakan, media pembelajaran digital merupakan suatu alat atau sarana yang berfungsi sebagai jembatan dalam upaya membelajarkan seseorang (pebelajar) yang menggunakan perangkat elektronik dalam menciptakan, melihat, memodifikasi dan mendistribusikannya.
Dalam era digitalisasi, ragam metode dan model inovasi pada kegiatan pembelajaran, juga mudah ditemui dalam kelas pada era digitalisasi ini. Baik dalam tingkat dasar hingga bangku universitas. Sejalan dengan pemaparan Dr. Hari Wahyono M.Pd, “Metode inovatif itu jangan dibuang. Karena dapat menjadi falsafah. Penerapan media pembelajaran saat ini semakin berkembang dari waktu ke waktu, misalnya penggunaan aplikasi dalam pembelajaran. Namun demikian, tetap saja pertemuan tatap muka penting untuk membangun interaksi dengan mahasiswa atau murid.”
Menyikapi digitalisasi yang akan masuk secara menyeluruh dalam bidang pendidikan terhadap pendidikan karakter peserta didik khususnya, diperlukan pengembangan konten yang membangun karakter, dalam konteks pembelajaran. Kita tidak bisa mengabaikan interaksi, emosi, simpati dengan anak didik karena proses pendidikan tetap memerlukan interaksi, dan yang paling efektif adalah tatap muka.
Benang merah yang dapat ditarik dari seminar nasional inovasi pembelajaran digital ini, adalah implementasi digitalisasi pada sektor pendidikan menjadi sarana atau jembatan penunjang yang efisien; dan menjadi cabang dalam mengembangkan eksplorasi peserta didik dalam era digitalisasi; namun esensi digitalisasi tidak serta merta dipukul rata secara keseluruhan untuk diaplikasikan secara daring. Namun terdapat urgensi interaksi tatap muka guna membangun soft-skill seperti karakter, empati, simpati dan tata karma dalam berkehidupan sehari-hari. (adv)