![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2021/11/UIN-Perkemahan-Wirakarya-Nasional-2.jpg)
Kontingen PWN UIN Maliki Malang saat mengikuti pembukaan Perkemahan Wirakarya Nasional di Jakabaring Sport City, Palembang, Kamis (11/11/2021)
Malang Post — Pimpinan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang) yakni Rektor Prof. Zainuddin, MA bersama Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan, Dr. Ahmad Fatah Yasin dan Wakil Rektor bidang Kerja sama dan Pengembangan Kelembagaan, Drs Isroqunnajah hadir langsung ikut serta menyukseskan pembukaan Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) di Jakabaring Sport City, Palembang, Kamis (11/11/2021).
Acara yang diselenggarakan luring dan daring ini, dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas. Dalam sambutannya, ia berpesan. Terselenggaranya PWN diharapkan bisa selalu menjaga nama baik dan citra Kementerian Agama (Kemenag).
“Sebagai jati diri seorang pramuka harus bisa menjaga diri dan lingkungan terutama segala fasilitas yang ada!”, ucapnya. Ia juga berharap untuk PWN ke depan, semoga semua agenda bisa dilaksanakan secara luring.
Gus Yaqut, panggilan Menag menyampaikan, di dalam sejarah, Pramuka merupakan wadah pembinaan generasi muda, yang nantinya membawa tanggungjawab besar bagi bangsa Indonesia.
“Pramuka harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengikuti era perubahan jaman. Agar tidak tertinggal di masa depan”, tegasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Kak Prof M Ali Ramdhani menyampaikan, bahwa PWN merupakan kegiatan yang menjadi momentum untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan dalam keberagaman, yakni beranekaragam suku, beraneka ragam budaya dan lainnya untuk menyelaraskan kebersamaan dalam moderasi beragama.
Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Zainuddin, MA menyatakan, jika dalam kegiatan ini, bisa menjadi momentum untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Karena pesertanya berasal dari berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) baik Islam dan non Islam. Mulai dari Aceh sampai Papua.
Sehingga bisa manjadi corong beragama yang moderat dan toleran. “Kegiatan seperti ini bisa membangun citra agama yang moderat, bersikap sosial, saling memperhatikan lingkungan dan itu adalah bagian dari relasi antara manusia dengan lingkungan hidup”, jelasnya. (yan)