![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2021/11/IMG-20211111-WA0057.jpg)
Menteri PUPR, Basuki Harimuljono saat berkunjung ke Kota Batu untuk mengetahui situasi dan kondisi terbaru. (ananto)
Malang Post — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia bakal melakukan pelebaran sungai mati yang sepekan lalu menyebabkan banjir bandang di Kota Batu. Selain melakukan pelebaran sungai, juga akan membangunkan rumah bagi korban terdampak banjir bandang.
Itu diungkapkan langsung Menteri PUPR, Basuki Harimuljono saat berkunjung ke lokasi bencana di Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kamis (11/11/2021).
“Saya ditugaskan langsung oleh Presiden untuk datang ke Kota Batu. Guna melihat secara langsung seperti apa kondisi dan situasi pasca banjir bandang,” ujar Basuki.
Sebelum datang, menteri 67 tahun itu, telah menugaskan jajaran di bawahnya untuk melakukan pembersih dan inventarisir di kawasan bencana. Dengan menugaskan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Balai Jalan dan Balai Cipta Karya dan Perumahan.
“Teman-teman sudah bekerja di sini seusai banjir bandang melanda. Hasilnya, saat ini sudah bersih dari material bencana,” katanya.
Berdasarkan hasil tinjauannya, Menteri PUPR Basuki mengungkapkan, jika ada tiga hal yang menyebabkan banjir bandang terjadi. Salah satunya, terdapat jalur air yang tersumbat sedimen yang terbentuk dari kayu, sampah hutan dan bebatuan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga membendung saluran air.
“Nah dengan adanya volume air yang semakin hari semakin banyak, bendungan alam itu tak mampu menampung. Akhirnya jebol dan jadilah banjir bandang tersebut,” jelas dia.
Lebih lanjut, selain pelebaran sungai mati, untuk penanganan banjir bandang tersebut, Kementerian PUPR akan melakukan pelebaran saluran air. Dimulai dari hulu hingga muaranya yang berada di Sungai Brantas. Kurang lebih jaraknya mencapai 4 kilometer.
“Untuk memperlancar pelebaran sungai, kami berharap masyarakat yang berada di bantaran sungai bisa senang hati melepaskan tanahnya. Sehingga pelebaran bisa segera terealisasi,” pintanya.
Untuk semakin memperlancar, Basuki juga meminta kepada Walikota Batu untuk turut mensosialisasikan hal tersebut kepada warganya. Untuk tidak tinggal di bantaran sungai dengan kompensasi yang akan diberikan berupa ganti rugi lahan.
Sedangkan untuk rumah rusak ringan, sedang dan berat. Sesuai SOP akan ditangani oleh BPBD Kota Batu terlebih dahulu. Setelah itu akan diambil alih kementerian PUPR dan warga terdampak akan dibangunkan rumah.
“Kami akan membangunkan rumah untuk para korban. Tanahnya akan disiapkan oleh Walikota. Selain membangunkan rumah kami juga akan turut memperbaiki infrastruktur yang rusak. Contohnya seperti saluran pipa air minum,” ujarnya.
Menteri Basuki menegaskan, proses pembenahan itu akan dimulai hari ini juga (kemarin.red). Mengingat badai La Nina masih akan melanda Indonesia hingga bulan Januari-Februari 2022 mendatang. Sehingga sangat perlu dilakukan pembenahan sesegera mungkin.
Merespon hal tersebut, Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko langsung melakukan koordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan setempat. Melakukan pembahasan lokasi lahan yang bisa digunakan untuk pembangunan rumah warga.
“Untuk pembangunan mungkin akan menggunakan lahan tanah bengkok atau tanah kas desa. Agar berjalan lancar kami juga akan mempersiapkan regulasinya,” katanya.
Dewanti menyebutkan, total rumah yang hanyut akibat banjir bandang tersebut ada delapan rumah. Sedangkan untuk total rumah rusak mencapai 44 rumah. “Untuk total rumah yang akan dibangun berapa, kami belum bisa memastikan. Karena pihak kementerian juga menghendaki rumah yang berada di bantaran sungai turut direlokasi,” tutur Dewanti.
Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan pendataan terlebih dahulu. Guna mengetahui berapa jumlah rumah yang akan dibangun juga untuk mengetahui luasan lahan yang dibutuhkan.
“Kami akan melakukan edukasi kepada warga bersama Pak Camat dan Kades. Agar masyarakat yang hendak direlokasi bisa paham dan mengerti,” tandasnya. (yan)