Malang Post — Berbagai cara dilakukan Pemkot Batu untuk memulihkan kondisi perekonomiannya. Salah satunya dengan menggelar Batu Shining Orchid Week. Ribuan anggrek dari seluruh Indonesia di pamerkan pada event yang akan berlangsung hingga 14 Oktober 2021 itu. Digelar di Graha Pancasila Balaikota Among Tani.
Pameran yang mampu memberikan kontribusi perputaran uang hingga Rp 2,5 miliar dalam sehari itu, dibuka langsung Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko. Dia merasa takjub melihat keindahan ribuan anggrek yang terpancar di pameran tersebut.
“Tahun ini tak hanya jumlah tanaman anggrek saja yang meningkat. Namun jumlah peserta yang mengikuti pameran ini juga semakin banyak,” ujar Dewanti usai membuka pameran itu, Senin (8/11/2021).
Pada pameran itu, berbagai jenis anggrek dari seluruh Indonesia ditampilkan. Dengan adanya hal itu dia berharap mampu menarik perhatian para pencinta anggrek untuk membeli. Sehingga perputaran ekonomi bisa berjalan lebih kencang lagi.
“Rugi apabila masyarakat Kota Batu maupun luar Kota Batu jika tak berkunjung ke sini. Karena pada pameran ini menampilkan ribuan anggrek yang cantik-cantik,” ungkap dia. Seusai membuka acara tersebut, Dewanti juga menyempatkan untuk membeli sejumlah anggrek.
Disisi lain, sebagai gudangnya tanaman hias, Dewanti mengungkapkan jika Pemkot Batu akan diajak okeh Kementerian Pertanian untuk berkunjung ke Mesir dan Belanda. Bertujuan untuk mempromosikan dan mengenalkan tanaman hias dari Kota Batu.
“Semoga rencana itu bisa segera terlaksana. Sehingga ekspor tanaman hias dari Kota Batu bisa lebih bergeliat lagi,” harapnya.
Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia, Rita Subowo menyatakan, melihat peserta pameran yang selalu meningkat dari tahu ke tahun. Pihaknya berencana untuk menjadikan Kota Batu sebagai tuan rumah pamerin anggrek skala Internasional.
“Kami ingin Kota Batu menjadi tuan rumah pameran anggrek skala Internasional. Ini bertujuan untuk mengenalkan keindahan anggrek Indonesia dan meningkatkan kunjungan wisata di Kota Batu. Karena seperti di ketahui, sektor pariwisata Kota Batu sangat luar biasa,” tuturnya.
Sementara itu, merespon sulitnya melakukan ekspor anggrek, saat ini pihaknya tengah melakukan pembahasan secara intens dengan pemerintah pusat. Karena selain faktor keterbatasan jumlah petani anggrek. Sulitnya ekspor anggrek juga ditengarai karena berbenturan dengan peraturan pemerintah.
“Kami akan mensupport dan menjembatani petani anggrek di daerah-daerah. Keluhannya seperti apa lalu akan kami bicarakan dengan pemerintah pusat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Sugeng Pramono mengatakan, pameran yang digelar tahun ini merupakan pameran ke lima. Diikuti bukan hanya dari wilayah Kota Batu dan Malang. Namun juga dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Papua, Kalimantan dan sejumlah daerah lain.
“Pameran ini terselenggara berkat kerjasama kami dengan Perhimpunan Anggrek Indonesia PAI. Kami berharap kegiatan ini mampu mempromosikan dan menarik wisatawan dengan skala besar. Serta menggerakkan perekonomian sehingga mampu mendorong percepatan pemulihan perekonomian di Kota Batu,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Batu Shining Orchid Week, Fathul Yasin mengungkap, saat ini anggrek telah menjadi ikon baru Kota Batu. Karena saat ini petani anggrek di Kota Batu sudah lebih dari 150 petani yang membudidayakan ratusan jenis anggrek hasil silangan.
“Kegiatan ini merupakan hari raya bagi petani-petani anggrek untuk menunjukkan dan meningkatkan kreatifitasnya. Sehingga potensi dapat berkembang semakin baik,” katanya.
Beragam spesies anggrek yang bisa ditemukan di Batu Shining Orchid Week ini, mulai dari jenis Dendrobium, Cattleya, Cymbidum, Vanda, Oncidium, Bulbophyllum hingga Renanthera. (yan)
1 thought on “Batu Shining Orchid, Kontribusikan Perputaran Uang Hingga Rp 2,5 miliar”