Malang Post – Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RSU UMM) resmi memiliki layanan Tuberkolosis Resistan Obat (TBC RO). Memaksimalkan pelayanan bagi masyarakat yang memiliki penyakit TBC. Kamis (21/10/2021) di RS UMM, peresmian tersebut, diawali dengan lokakarya.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr KH Saad Ibrahim MA, menyatakan. Layanan TBC RO yang baru diresmikan di RSU UMM ini, menjadi yang ketiga di Jawa Timur.
“Pertama di RS Muhammadiyah Lamongan, RS Ahmad Dahlan Muhammadiyah Kediri dan ketiga di RSU UMM Malang ini,” ujar Saad.
Dirinya mengungkapkan, dengan adanya layanan TBC RO ini menjadi langkah Muhammadiyah dalam melakukan dimensi penting dari imani dan sosial. “Jadi seluruh gerak kita seperti itu. Sisi lain ini juga semacam penghikmat kepada umat dan manusia hingga termasuk bagian dari ibadah kita,” ungkapnya.
Terlebih, Indonesia yang menjadi nomor 2 dalam penyebaran penyakit TBC ini, tentu memang perlu langkah taktis dalam meningkatkan kualitas pelayanan guna memberikan support kepada masyarakat yang terkena TBC untuk bisa sembuh total.
“Ini menjadi bagian yang harus diselesaikan di Indonesia dan Muhammadiyah Insyallah berada di bagian penyelesaian itu. Dari yang kita lihat tadi, tentu harus kita optimalkan lagi. Jika masih kurang, harus segera diperbaiki,” bebernya.
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan RSU UMM, dr Thontowi Djauhari menyebutkan bahwa program kerjasama dengan USAID tentang TBC RO ini bisa membantu layanan masyarakat, khususnya di Malang Raya.
Ikut dibantu Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, layanan TBC RO di Malang hanya ada dua, pertama di RSSA Malang dan kedua di RSU UMM ini, diharap bisa jadi pemecah antrean masyarakat dan memberi alternatif baru. “Harapannya ini bisa menjadi pilihan alternatif baru bagi masyarakat. Jadi biar gak jauh-jauh juga,” katanya.
Untuk saat ini, lanjut Thontowi, RSU UMM sendiri memiliki kapasitas 4 bed untuk layanan TBC yang akan melakukan isolasi/rawat inap. Namun, tentunya paling terfokuskan adalah bagaimana pelayanan pemberian obat yang dimana memang perlu dipandu, karena untuk pengobatan TBC sendiri butuh waktu lama hingga lebih dari 1 tahun.
“Di sini untuk layanan obat juga harus di luar/terbuka. Itu agar pasien di dalam gak tertular. Kalau rawat inap kan jika tidak parah sekali ya mending rawat jalan. Mangkannya dengan adanya ini kita bisa lebih support mereka,” tuturnya.
Pentingnya adanya layanan TBC RO, menurut Thontowi, dilihat dari penyebaran TBC bahwa Jawa Timur masuk 5 besar se Indonesia dan Malang sendiri berada di urutan kedua se Jawa Timur.
“Maka dari itu fasilitas ini perlu sekali. Kan penyakit ini tertunda ya, jangkanya panjang. Jadi harus benar-benar serius ditangani dan harus disiapkan pelayanannya,” pungkasnya terkait layanan untuk penderita TBC di RS UMM tersebut. (yan)