Malang Post – Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) membuat aplikasi peta digital. Istimewanya dirancang khusus bagi penyandamg tunanetra. Diberei nama: UBblindmap.
Sesuai namanya. UBblindmap merupakan aplikasi berbasis peta wilayah Universitas Brawijaya (UB). Nantinya akan release di Google Play Store dan bisa di-download oleh semua orang.
Muhammad Erwin Amrullah, mahasiswa Magister Ilmu Komputer menjelaskan. Aplikasi peta ini, menggunakan suara dan getaran.
Menyesuaikan cara komunikasi penyandang tunanetra yang membutuhkan indera peraba dan pendengaran.
Selain itu, fitur suara dan getaran ini berfungsi sebagai informasi saat diusap pada aplikasi. Kemudian penyandang tunanetra akan mengetahui informasi pada aplikasi peta yang digunakan.
“Aplikasi ini dirancang berdasarkan peta kawasan wilayah Universitas Brawijaya. Lalu ditransformasi menjadi sebuah peta dan mempunyai fitur suara dan getaran. Agar penyandang tunanetra bisa menggunakannya,” kata Erwin yang dibimbing Dr Sc Fatwa Ramdani S.Si M.Sc dan Dr Eng Herman Tolle S.T MT.
Aplikasi peta tunanetra ini, diinstal di sebuah tablet berukuran 10 inchi. Kemudian menjadi alat fasilitas pengenalan wilayah di kawasan Universitas Brawijaya.
Hadirnya aplikasi ini, memudahkan para mahasiswa maupun pengunjung tunanetra yang berada di wilayah universitas tersebut.
“Aplikasi peta tunanetra UBblindmap ini dibuat melalui aplikasi Unity dan Blender yang biasa digunakan untuk 3D modelling membuat sebuah game. Map dibuat berupa 3D juga untuk tunanetra yang low blind,” ujarnya.
“Tunanetra ini ‘kan ada kategori dari low vision sampai totally blind. Jadi mereka semua bisa menggunakannya dan sudah diatur warna kecerahan bagi tunanetra kategori low blind,” imbuhnya.
“Saat ini UBblindmap sudah dalam proses pengajuan ke HAKI dan juga pengguna iOS nantinya bisa men-download aplikasi ini,” tutur Erwin.
Dengan adanya aplikasi peta tunanetra UBblindmap ini diharapkan dapat membantu penyandang disabilitas tunanetra dan juga sebagai fasilitas wajib di institusi kampus. Sehingga kampus-kampus di Indonesia juga semakin ramah pada penyandang tunanetra.
“Semoga semakin banyak penemuan anak bangsa dalam membantu mengatasi masalah sehari-hari,” tutup Muhammad Erwin Amrullah.
Mahasiswa yang juga anggota grup riset Geoinformatika itu dalam mewujudkan aplikasi peta tunanetra UBblindmap dibimbing oleh dua dosennya, Dr Sc Fatwa Ramdani S.Si M.Sc dan Dr Eng Herman Tolle ST MT. (yan)