Malang Post — Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya mewaspadai varian baru Covid-19 yang masuk ke Indonesia. Melalui Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari luar negeri. Salah satu pasien PMI ditemukan dari fenomena CT Value 1,8 yang sangat rendah.
“Saya tanya dan konfirmasi ke dr Fauqa. Ini nilai CT Valuenya 1,8 atau 18? Mohon swab PCR nya di ulang. Karena pasien ini sudah dirawat 12 hari. Setelah diulang, ternyata nilainya memang masih 1,8,” kata penanggung jawab RSLI, Laksamana Pertama dr Ahmad Samsulhadi, Kamis (9/9/2021).
“Ini fenomena baru dan masih kita tindak lanjuti. Karena fenomena yang aneh, saya sudah meminta dr Fauqa untuk menindaklanjutinya,” terangnya. Pasien PMI yang baru datang dari luar negeri kebanyakan dari Hongkong, Brunei, Malaysia, Singapura, Taiwan dan lainnya. Setelah positif PCR dikirim dan dirawat di RSLI.
Dokter Spesialis Patologi Klinis sekaligus Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP) RSLI, dr Fauqa Arinil Aulia, mengakui. Pihaknya sering menemui fenomena CT value ekstrim hingga di bawah 5.
“Varian MU yang termasuk Varian of Interest (VoI). Sekarang ini perkembangannya sudah melanda di 39 negara,” kata dr Fauqa.
Namun tidak perlu khawatir. Karena sebagai Vol sifatnya tidak berubah dari gejala klinis, perkembangan penyakitnya dan terapinya pun masih sama.
“Yang perlu kita waspadai adalah Varian of Concert (VoC) dan Varian of High Consequence (VoHC) yang sekarang memang belum ada.
Untuk VoC itu contohnya adalah Delta. Varian Delta kemarin termasuk VoC. Seperti kita tahu, kemarin sangat heboh. Out breaknya luas dan mereka yang terinfeksi Delta, nilai CT Valuenya rata-rata dibawah 25. Ada yang extrim dibawah 5,” jelasnya.
Varian MU termasuk VoI. Karakteristiknya urutan dasar masih sama. Tidak merubah sifat dasar virus. “Jadi tidak perlu terlalu dirisaukan. Kita (RSLI) menangani pasien secara holistic. Terus memonitor apakah pasien dengan CT Value rendah masuk varian baru lagi atau tidak,” terangnya.
Lebih lanjut lagi ia menjelaskan, pihaknya sudah tindaklanjuti dan mengirimkan 78 sampel untuk Whole Genome Sequencing (WGS) dengan tujuan untuk lebih detail mengetahui karakterisitik virus.
“Dalam WGS genome virus diturunkan lagi, dan sampai saat ini kami masih menunggu hasil uji laboratoriumnya. Proses di EDC kampus C Unair. Hasil belum keluar, masih kita tunggu,” ujarnya.
Apakah Varian MU mengarah ke varian baru atau masih di varian Delta, tergantung hasil WGS nantinya. ”Kita tidak bisa berandai-andai. Semua masih menunggu konfirmasi dari WGS daris sampel yang kita kirimkan,” tegas dr Fauqa. (yan)