Malang Post – Kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bencana alam, senantiasa perlu dilakukan. Apalagi mitigasi bagi sekolah luar biasa. Perlu dilakukan penguatan. Maka, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (UM) bekerja sama dengan BPBD Kota Batu.
Menyelengarakan Program Sosialisasi, Edukasi dan Simulasi Mitigasi Bencana Alam bagi Guru untuk Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah Luar Biasa se-Malang Raya, Rabu (8/9/2021). Bertempat di Jl Masjid, Banaran Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
Dimas Arif Dewantoro M.Pd, Ketua Panitia bersama Ardyanto Tanjung S.Pd M.Pd dan Alfi Sahrina M.Pd menyampaikan. Program ini adalah kelanjutan dari pengabdian masyarakat UM, sejak tahun lalu. Untuk tahun ini, adalah program lanjutan. Fokus perihal managemen bencana.
“Terkhusus soal managemen bencana, yang kita kejar adalah kualitas SDM”, tegas Dimas. Tujuan program ini, menyampaikan pentingnya pengetahuan dini Mitigasi Bencana Alam bagi guru pengajar SLB. Kedepannya, edukasi ini, menjadi ilmu bagi mereka, untuk diajarkan pada murid-muridnya.
“Untuk saat ini, kami juga bekerja sama dengan satuan pendidikan khusus. Kurang lebih ada 35 sekolah pendidikan khusus di Malang Raya,” tegasnya.
Ardyanto Tanjung berharap. Semoga kolaborasi perguruan tinggi UM dan pemerintah dalam hal ini BPBD Kota Batu, bisa berkelanjutan. Pendampingan komunitas forum guru SLB untuk PRB (Pengurangan Risiko Bencana) bisa bermanfaat.
“Minimal perintisan forum ini, menjadi motor penggerak pengurangan resiko bencana bagi semuanya. Terkhusus bagi warga SLB. Karena dirasa mereka rentan terhadap resiko terkena bencana. Semoga kedepannya, keikutsertaan industri/bisnis perlu dilibatkan dalam kegiatan ini. Sehingga perwujudan sinergi pentahelix nyata,” tegas dosen Pendidikan Geografi S-1 tersebut.
Gatot Noegroho ST, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Batu yang juga sebagai pemateri utama menyampaikan. Tujuan dari acara ini adalah untuk mengenalkan penerapan simulasi Bencana Alam bagi guru pengajar kepada murid SLB. Serta memberi pemahaman akan pentingnya pengetahuan kebencanaan di sekolah dan penerapannya dalam kegiatan.
Minimal merubah paradigma dimana penanggulangan bencana jangan dilihat dari responsive. Bagaimana penanggulangan bencana dilihat dari segi preventif. Jadi intinya, dengan melakukan pencegahan dan siap siagaan, maka warga sekolah dapat mengurangi minimal resiko korban jiwa.
“Kedua, tujuan kami memberikan pemahaman. Bahwa sekolah aman bencana, mempunyai tiga pilar yang dinaungi. Meliputi fasilitas sekolah. Baik sarana dan prasarananya. Kemudian managemen bencana dan pelatihan dan pendidikan perihal evaluasi bencana,” Gatot Noegroho.
Sehingga kedepan, guru pengajar akan memberikan edukasi pada murid-muridnya. Perihal tanggap bencana yang meliputi Prosedur Dasar Protap Tanggap, yaitu: 1. Evakuasi (dari) bangunan/gedung. 2. Perlindungan di tempat. 3. Mengunci diri. 4. Berkumpul dan berlindung di luar. 5. Evakuasi ke tempat aman. 6. Proses aman penyatuan kembali (reunifikasi) keluarga
Ketua MKK-SLB Kota Malang & Batu, Siti Muawanah Maryam S.Pd mengatakan terima kasihnya kepada pihak UM. Karena telah menjembatani kegiatan ini bersama BPBD Kota Batu, yang baru kali ini dilakukan sosialisasi seperti ini.
“Semoga dengan Program Sosialisasi, Edukasi dan Simulasi Mitigasi Bencana Alam dari pihak BPDB, kita semua bisa paham. Bisa menerapkan pada para siswa pentingnya keamanan waktu terjadinya suatu bencana,” ujarnya. (yan)