Malang Post – Tepat peringatan hari raya Idul Adha 1442, Selasa (20/7/2021) sejak pagi hingga siang. Terjadi kebakaran beruntun di empat titik sekaligus di Kabupaten Malang. Dua TKP di Malang Utara dan dua TKP di Malang Selatan.
“Hari ini menerima tiga laporan, ke Mako kami. Satu tidak masuk atau minta bantuan ke mako. Sebab kebakaran berbeda-beda,” sebut Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Satpol PP Kabupaten Malang, Goly Karyanto.
Kebakaran kali pertama, tidak sampai terhubung ke markas PMK Kabupaten Malang, terjadi pukul 08.00 WIB di Dusun Putuk Rejo RT 05/RW 05, Desa Kemantren, Kecamatan Jabung.
Rumah dan warung keluarga Syamsul Arifin (35) ludes. Saat kejadian, rumah dalam kondisi kosong. Dugaannya, akibat korsleting listrik. Warung kelontong ludes, surat, uang Rp 3 juta termasuk sebuah sepeda motor.
Sekitar pukul 08.30 WIB, si jago merah membara di SPBU mini milik Siyono (69) warga Dusun Kepatihan RT 003/RW 18 , Desa Pamotan, Kecamatan Dampit.
Sebab kebakaran di SPBU mini itu, diduga ada percikan putung rokok. Hingga mengenai bahan bakar pertalite. Masih beruntung, api tidak merembet ke bagian dalam rumah yang juga menjadi toko ini.
Berikutnya pukul 11.05 WIB, api berkobar di rumah Suyatemi (48) warga Jl Kartini RT 26/ /RW 03, Desa Kanigoro, Pagelaran. Nyaris 1 jam api berkobar area dapur. Mengakibatkan kerugian puluhan juta rupiah.
“Diduga akibat tungku masak. Api merembet ke bahan mudah terbakar sekitarnya. Tidak ada korban jiwa Mas,” sebut Goly Karyanto kepada Malang Post.
Di saat anggota Damkar berusaha keras memadamkan api di Pagelaran, pukul 11.50 WIB terdengar kabar kobaran api di rumah sekitar Perum Mondoroko Blok P, Kecamatan Singosari.
Tidak ada korban jiwa di rumah kediaman Arif Santoso (35). Menanggapi laporan kebakaran, Goly Karyanto menyebut. Pihaknya meluncurkan tiga unit ke Singosari. Tidak hanya itu, bantuan back up dua unit ‘gajah’ sempat diterjunkan dari markas Damkar Kota Malang.
Hadir ke lokasi langsung, Kepala UPT PMK Satpol PP Kota Malang, Teguh Budi Wibawa bersama anggotanya. Lokasi titik api dipastikan dari lantai atas rumah korban. Kesigapan ini diperlukan karena termasuk pemukiman padat.
“Kalau info dari korban memang membakar kertas di atas. Terus ditinggal ke belakang. Api membesar karena tiupan angin. Kemudian menyambar beberapa barang yang ada disekitarnya,” jelas Teguh. (yan)