
Tim Doktor Mengabdi UB saat memberikan pengarahan pada kelompok masyarakat Sumber Duren Dusun Kecopokan Desa Senggreng, Kecamatan Sumber Pucung, Kabupaten Malang
Malang Post – Dampak wabah covid-19 yang muncul sejak 2019, mempengaruhi laju perekonomian dunia. Begitu pula masyarakat Indonesia. Mulai dari pengusaha mikro hingga perusahaan besar terkena imbasnya.
Menghadapi krisis global, para pelaku usaha berupaya bertahan. Memanfaatkan kemajuan teknologi didgital. Melalui media sosial dan aplikasi onlineshop sebagai alternatif lapak untuk meminimalisir kerumunan. Serta mengembangkan inovasi-inovasi produk yang unik dan dibutuhkan untuk menunjang imunitas.
Namun sayangnya, belum semua pengusaha mikro mampu berinovasi. Misalnya, kelompok masyarakat Sumber Duren Dusun Kecopokan Desa Senggreng, Kecamatan Sumber Pucung, Kabupaten Malang. Daerahnya memiliki potensi luar biasa, di bidang peternakan, perikanan, dan pertanian.
Mengamati itu, tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (DM UB) pun menggali potensi tersebut. Menciptakan alternatif usaha berbasis inovasi teknologi, untuk pengolahan ikan air tawar. Tim DM UB pun terjun ke masyarakat sejak Rabu 23 Juni 2021.
Tim terdiri dari Prof Dr Ir Trinil Susilawati MS IPU ASEAN Eng (Fapet), Dr Nanang Febrianto S.Pt MP (Fapet), Dr Dedes Amertaningtyas S.Pt MP (Fapet), Hefti Salis Yufidasari S.Pi MP (FPIK) dan Sri Sulasmiyati S.Sos MAP (FIA). Mereka melakukan pembinaan, pendampingan dan pelatihan penanganan pasca panen ikan air tawar, khususnya mujaer.
Disampaikan melalui Humas UB, Rabu (7/7/2021). Agenda kegiatan meliputi, sosialisasi penanganan produk olahan mujaer kotokan dan teknik pengemasan. Anggota kelompok Sumber Duren, tersebut dikhususkan agar memiliki umur simpan lebih lama. Juga memenuhi persyaratan perijinan dari Dinas Kesehatan. Memberikan pengetahuan mengenai sanitasi hygiene, keamanan pangan, pengemasan dan uji kedaluarsa. Serta menggali potensi desa untuk meningkatkan perekonomian di masa pandemi.
Menurut Trinil, tujuan pengabdian masyarakat ini, memberikan alternatif penanganan pasca panen ikan air tawar agar diterima konsumen. Karena memiliki keunggulan komparatif dibandingkan produk sejenis. Yaitu, tinggi kalsium, siap konsumsi dan mempunyai umur simpan lama. Serta membuka peluang pengembangan home industry berbasis agribisnis sebagai upaya membangkitkan kembali kondisi ekonomi akibat pandemi.
“Harapannya, melalui kegiatan pengabdian ini, anggota kelompok dapat menyediakan alternatif olahan pangan berbahan baku lokal. Serta menjadi sumber mata pencaharian baru bagi masyarakat sekitar. Membuat model pembinaan dan pelatihan penanganan pasca panen ikan dalam usaha kelompok. Menguntungkan dan berkontribusi nyata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya di Kabupaten Malang,” ujar Trinil. (yan)