Malang Post – Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Djauhari Oratmangun, menyampaikan orasi ilmiahnya pada wisudawan UMM. Hadir secara virtual dari Beijing, ia mengajak membayangkan keadaan 20 tahun yang akan datang. Momen di mana tongkat estafet pembangunan bangsa sudah dipegang wisudawan.
“Pada 2045 nanti, saat NKRI memperingati 100 tahun kemerdakaan, akan ada berbagai pertanyaan yang mendatangi saudara. Pertama, bagaimana kontribusi saudara terkait pembangunan manusia. Kemudian, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan serta pemerataannya. Lalu yang terakhir adalah pemantapan ketahanan nasional,” tuturnya.
Disampaikan, sebelum pandemi, perkenomian Indonesia terus berkembang. Terbukti dengan pertumbuhan mencapai 5,02 %. Hingga pandemi datang. Disusul resesi global yang mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia dengan kontraksi minus 2,07 %.
“Meski begitu, banyak perkembangan positif terkait kerjasama bilateral Indonesia. Terakhir, kedua negara (Indonesia-Tiongkok.red) sepakat menjalin kerjasama kemitraan strategis komprehensif. Dirangkum tiga pilar, yaitu politik keamanan, politik ekonomi dan sosial budaya. Juga melakukan sinergi program pembangunan bersama pada 2018,” lanjutnya.
“Saya melihat ada peluang besar di bidang ekonomi digital. Apalagi adanya daya tarik yang luar biasa dari generasi muda. Termasuk para wisudawan hari ini. Jika dilihat, Tiongkok merupakan negara ekonomi digital terbesar kedua. Dengan 162 unicorn serta transaksi e-commerce yang mencapai 2,4 triliun dollar US. Indonesia juga memiliki potensi yang luar biasa dengan lima unicorn dan satu decacorn serta transaksi e-commerce sebesar 44 miliar dolar US,” terangnya.
Ada pula kerja sama infrastuktur kesehatan. Seperti produksi vaksin dan pelayanan kesehatan. Begitupun dengan pembangunan manusia. Berbagai program memungkinkan warga Indonesia mengembangkan potensinya. Disediakan beasiswa jenjang sarjana dan pendidikan vokasi.
Itu disampaikan pada wisuda ke-100 Universitas Muhammadiyah Malang, Selasa (29/6/2021). Rektor UMM, Dr Fauzan M.Pd mengungkapkan. Reputasi UMM telah diakui dan mendapatkan rekognisi internasional. Kampus putih ditetapkan sebagai kampus Islam terbaik dunia awal 2021. Disusul predikat kampus bintang tiga dari lembaga pemeringkatan QS Stars.
“UMM mendapat nilai sempurna, salah satunya dari employability. Ini menunjukkan kompetensi yang dimiliki alumni kampus putih. Layak bersaing di nasional bahkan internasional,” tegasnya.
Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Kunjung Masehat SH MH pada gelaran wisuda itu berkesempatan menyerahkan sertifikat kelayakan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UMM.
Usai penyerahan, Masehat menyampaikan. Pengakuan yang didapat UMM dari berbagai lembaga internasional itu, sebagai bukti. Bahwa sistem yang diterapkan, bisa diterima dengan baik di dunia industri. Sudah link dan match dengan kebutuhan dunia industri.
“Bahkan tidak hanya disiapkan untuk bekerja. Para mahasiswa juga didorong dan dibekali kemampuan untuk creating the job. Menciptakan lapangan pekerjaan,” tutur Masehat. (yan)