Malang Post – Siapa yang tidak kenal dengan sajian kuliner yang satu ini. Memiliki tesktur lembut dan rasa manis dengan tampilan menarik yang berwarna-warni serta variasi bentuk yang enak dipandang. Ya, puding sutra menjadi salah satu hidangan penutup atau dessert yang cukup banyak digemari mulai anak-anak hingga orang dewasa.
Puding sutra merupakan varian dari silky puding. Sesuai dengan namanya mampu memberikan sensasi kelembutan sutra yang bisa lumer dimulut penikmatnya. Dengan berbagai varian rasa, di antaranya puding sutra coklat yang begitu digemari anak-anak. Puding sutra leci idola orangtua yang tidak terlalu manis. Kemudian puding sutra mangga, melon, strawberi, keju, jagung, blueberry hingga rasa bubble gum.
Salah satu pioner usaha rumahan yang hampir satu dekade ini menekuni bisnis produksi puding sutra di Kota Malang, Yuni Pradata mengatakan variasi puding cukup banyak dan bisa dimodifikasi dengan berbagai macam bentuk sesuai dengan kebutuhan.
Puding sutra merupakan varian puding yang paling lembut yang bisa ditambahkan topping jelly maupun buah-buahan, sehingga cukup digemari berbagai kalangan. Untuk itu puding sutra cocok dan cukup sering dipesan, guna memeriahkan berbagai acara. Seperti pas untuk hantaran atau hampers saat Idul Fitri.
“Kemudian acara ulang tahun hingga acara yang cukup sakral yaitu aqiqahan dan pernikahan,” ungkap Yuni Pradata.
[smartslider3 slider=”9″]
Pemilik usaha Dapoer_Selawe atau yang biasa dikenal Istana Puding Sutra ini menambahkan, biasanya puding sutra dinikmati setelah menu makanan berat (main menu). Untuk itu modifikasi dengan tambahan menu makanan utama juga disiapkan, seperti paket dengan menu sup merah, kemudian oregano roasted chicken, nasi ayam Hainan dan aneka sambal khas Dapoer_Selawe.
Biasanya pada hari Sabtu dan Minggu pertama Dapoer_Selawe membuat paket sup merah dengan bonus puding sutra. Kemudian hari Sabtu-Minggu berikutnya oregano roasted chicken dan seterusnya.
“Semuanya bisa didapatkan dengan harga yang cukup terjangkau mulai Rp 100 ribuan bisa dinikmati hingga empat orang. Termasuk untuk puding sutra sendiri bisa didapatkan seharga Rp5.500 percupnya,” tambah Yuni.
Untuk penikmat puding sutra di Kota Malang sendiri cukup banyak. Meskipun diakui Yuni Pradata yang saat ini sebagai Ketua Komunitas Khazanah Malang Raya yang bergerak di bidang UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) mengalami penurunan saat masa pandemi ini.
“Sebelum pandemi Dapoer_Selawe Istana Puding Sutra yang berlokasi di Jalan Terusan Danau Mendana Barat, B3 C38 Sawojajar Malang, bisa memproduksi hingga 700 cup perhari. Tetapi sejak tahun lalu permintaan mulai mengalami penurunan. Saat ini dengan bantuan beberapa karyawan hanya memproduksi 300 hingga 350 cup perhari,” tegasnya.
Yuni menambahkan bahwa kendala untuk meningkatkan penjualan masih sebatas pemasaran dan adanya barang duplikasi yang banyak bermunculan. Untuk itu Yuni berharap ada peningkatan yang dilakukan pemerintah, dengan membuat regulasi dan kebijakan yang mendukung usaha sektor kecil dan menengah untuk bisa eksis di tengah kondisi yang sulit ini. (yan)