
MUrid saat bakti sosial. (istimewa)
AMEG – Kebut-kebutan yang dilakukan sebagian klub motor seringkali membuat geram. Tidak jarang aksi itu menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Namun, berbeda dengan Muhammadiyah University Rider (MURid) yang ada di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Klub motor yang diketuai Zakarija Achmat S.Psi M.Si ini, mencoba mematahkan stigma buruk tersebut. Mereka melakukan turing dengan santai serta mematuhi lalu lintas. Bahkan juga aktif terjun dalam kegiatan sosial tiap tahunnya.
Saat ditemui, Zakarija, panggilan akrabnya menuturkan. Kub motor ini diinisiasi tahun 2017. Mengajak beberapa kalangan UMM untuk bersama-sama melakukan turing sembari melakukan silaturahim.
“Semua berawal dari kesamaan hobi kami yang suka melakukan perjalanan. Kemudian sepakat untuk menggelar turing bareng,” jelasnya.
Tidak sekadar turing, MURid juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Pada 2017 misalnya, mereka melaksanakan bakti sosial (Baksos) bersama dengan pihak UMM.
Kemudian juga menyumbangkan beberapa media pembelajaran kepada Taman Pendidikan Al-Quran yang ada di daerah Malang Selatan. Buku-buku qiroati dan bacaan Islam adalah salah satunya. Terakhir, MURid juga terjun bersama sivitas akademika lain dalam agenda Baksos Safari Ramadan UMM awal Mei lalu.

Zakarija kembali mengatakan bahwa nama MURid memiliki makna tersendiri. Menurutnya, dengan nama ini menjadi pengingat bahwa mereka harus tetap menjadi MURid yang harus terus belajar. Tidak hanya dalam arti formal, tapi juga dalam arti luas untuk selalu belajar agar bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Di samping itu, ia juga ingin agar adanya MURid ini bisa mengubah stigma negatif terkait klub motor. Iamengaku bahwa mereka mengendarai motor dengan mematuhi rambu-rambu lalu lintas serta tidak ugal-ugalan.
“Kami juga tidak ada ketentuan motor apa ayng harus dikendarai. Siapapun yang mau ikut bisa langsung bergabung. Selain itu, ketika menjadi bagian dari MURid tidak ada lagi perbedaan status dan juga kepangkatan,” tuturnya menerangkan.
Terakhir, ia berharap agar MURid tidak hanya melakukan turing saja, tapi juga ikut aktif untuk berkontribusi bagi masyarakat sekitar maupun bangsa secara luas.
“Semoga bisa menginspirasi klub motor lain agar tidak hanya melakukan perjalanan bersama saja, tapi juga berusaha meringankan beban orang lain dengan kegiatan sosial,” pungkasnya. (yan)