AMEG – Satu kwintal lebih ikan budidaya jenis Nila dan Koi mati, lantaran aliran sungai tercemar limbah ternak sapi.
Aliran sungai yang tercemar itu adalah Kali Kebo, di Kampung Lesti, Kelurahan Ngaglik, Kota Batu. Warga meyakini limbah itu berasal dari peternak sapi di Desa Pesanggrahan.
Sungai itu diperkirakan sudah tercemar satu sampai dua tahun terakhir, akibat kotoran hewan dibuang langsung ke sungai tanpa diolah. Bau kotoran begitu menyengat saat pagi dan sore.
Selain untuk budidaya ikan, aliran sungai juga dimanfaatkan untuk irigasi persawahan di Kelurahan Sisir dan Temas. Jika diurut terus, aliran sungai sampai ke DAS Brantas.
Salah satu peternak ikan, Didik Haryanto, mengatakan, ikan hasil budidayanya banyak yang mati. Menurutnya, insang ikan yang mati berwarna merah dan lebam, tandanya kurang oksigen dan keracunan, karena kualitas air yang buruk.
“Padahal sebelum dialirkan ke kolam terlebih dahulu difiltrasi. Tapi karena pencemaran air dirasa sangat parah, filter tak memberi efek signifikan,” katanya.
Menurutnya, dalam sehari ikan yang mati hampir 20-50 ekor ikan, bahkan pernah mencapai satu ember penuh. Hingga kini sudah terkumpul satu kwintal. Kerugian yang diderita mencapai Rp 30 juta.
“Tahun ini terparah. Kemarin tidak seperti ini,” sesalnya.
Lurah Ngaglik, Edwin Yogasparta Harahap, mengatakan, sebelumnya sumber pencemaran berasal dari Dusun Toyomerto, tapi saat ini warga telah mengolah menjadi biogas, sehingga tak lagi mengalir ke sungai.
Tapi saat ini limbah ternak kembali mengaliri sungai. Dia menduga ada sumber baru, yakni dari Desa Pesanggrahan.
“Saya mengira sumbernya dari Pesanggrahan. Yang dulu sudah teratasi, karena warga mengalihkan menjadi biogas,” katanya.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan, mengatakan, pihaknya memerintahkan Tim Pengawasan Dampak Lingkungan meninjau Kali Kebo, Senin (3/5/21). Tim masih mengurai persoalan ini untuk menemukan sumber pencemaran. Dan akan dilakukan penanganan secepatnya.
Dia mengaku mendapatkan keluhan dari warga. Lalu ia koordinasi dengan Lurah Ngaglik selaku pemangku wilayah. “Dari info awal, katanya sumber pencemaran dari Dusun Srebet, Desa Pesanggrahan,” tandasnya. (ar)