AMEG – Setelah berkunjung ke Kota Batu, Senin (26/4/21), Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, berencana menggelar rapat bersama Wali Kota Batu, Wali Kota dan Bupati Malang, Minggu depan.
Hal-hal yang perlu dikembangkan di Malang Raya akan dibahas pada pertemuan itu, melibatkan Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Kami juga akan mengajak Bappenas (Badan Perencanaan Nasional). Kami agendakan rapat itu, karena banyak hal-hal yang bisa dikerjakan di sini (Malang Raya),” jelas Luhut.
Salah satunya, perkembangan KEK Singhasari. Menurutnya, pendanaan KEK Singhasari tak jadi masalah, karena dana di perbankkan sangat besar dan bisa disalurkan pada program itu.
“Untuk pembangunan Malang Raya, master plan harus benar-benar disiapkan,” ungkapnya.
Pada rapat bersama itu juga akan dibahas pembangunan kereta gantung. Luhut akan memprioritaskan kereta gantung, apalagi sudah didukung rakyat yang mau turut serta berinvestasi.
“Saya kira pemerintah akan memberikan fasilitas, pemerintah pasti membantu merealisasikan hal itu,” katanya.
Pada pembangunan itu (kereta gantung), ada beberapa trase yang akan dikerjakan dengan anggaran Rp 470 miliar, dan itu angka yang tidak terlalu besar.
Untuk rencana pembangunan LRT di Kota Malang, pihaknya merasa Indonesia sudah berpengalaman, seperti LRT di Jakarta. Sehingga, LRT di Kota Malang bisa dibangun sendiri melalui anak-anak bangsa.
“Karena di Malang Raya banyak universitas, dalam konteks pembangunan mereka juga harus dilibatkan,” ujarnya.
Soal pengembangan potensi pantai yang di Kabupaten Malang, pihaknya sudah menerjunkan tim untuk melihat kondisi dan situasi di lokasi. Permasalahan sejumlah pantai masih sulit mendapat izin karena di bawah naungan Perhutani, pihaknya berjanji segera menyelesaikan persoalan itu.
“Kita akan segera selesaikan itu, sehingga pantai yang ada bisa menjadi tujuan turis,” tuturnya.
Soal perkembangan teknologi di kawasan Malang Raya, Luhut akan mendorong, sehingga ada TKDN (persentase komponen produksi yang dibuat di Indonesia), jangan sampai melakukan impor.
“Pada diskusi Minggu depan kami percaya bisa menyelesaikan semua tahapan yang diperlukan. Yang penting solidaritas Malang Raya ini harus terus terjaga, sehingga suasana tenang, dan investasi datang sendiri,” tandasnya.