AMEG – Sakit nyeri bisa dialami masyarakat usia muda dan tua. Tidak bisa dipandang sebelah mata, karena bisa membawa dampak lain. Maka perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat. Ini juga tugas rumah sakit. Apalagi RS pendidikan seperti Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RS UB).
Hadir di masyarakat melalui baksos pengobatan nyeri, Minggu (4/4). Sebanyak 12 pasien dari beberapa Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Malang. Tindakan dilakukan di Pain Center RSUB Gedung A lantai II. Meliputi penyuluhan, konsultasi dan terapi farmakologis dan non-farmakologis oleh para dokter spesialis anestesi.
Sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dikenalkan pada masyarakat, menggandeng RSSA dan Djarum Foundation. Pusat Pelayanan Nyeri (Pain Center) RSUB melibatkan berbagai bidang medis, agar memberikan layanan secara holistik dan komprehensif. Baksos program 12 kali dalam setahun.
“Ini sebagai bentuk akuntabilitas sosial profesi dokter anestesi. Dalam bidang pengelolaan nyeri. Banyak penderita nyeri akut, nyeri kronik dan nyeri kanker,” jelas Tim Ahli Pain Center RSUB dr Ristiawan Muji Laksono Sp. An, KMN, FIPP.
Sebelumnya, RSUB melaunching Pain Center 13 Maret 2021. Sekaligus Webinar bagi dokter dan perawat dengan tema ‘Three in One Pain Management Method’. Pematerinya, Dosen Luar Biasa UB Willy Halim MD Ph. D FIPP.
Tim Ahli yang tergabung: dr Ristiawan Muji Laksono Sp. An KMN FIPP, Willy Halim MD Ph.D FIPP, Dr dr Aswoco Andyk Asmoro Sp. An, FIPM, dr Buyung Hartiyo Laksono Sp.An, KNA dan dr Taufiq Agus Siswagama Sp. An KMN. Mereka memiliki kompetensi khusus melakukan tindakan manajemen nyeri. Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan teredukasi dan mengetahui waktu yang tepat apabila membutuhkan terapi nyeri. (jan)