“Ya Allah peristiwa terjadi lagi. Sebuah peledakan bom untuk menakuti.
Menistakan orang lain dengan alasan tak terpuji.”
Demikian ungkapan Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Prof. Dr. Abdul Al Haris Al Muhasibiy M.Ag, mengawali komentar terkait bom bunuh diri di Makassar.
Prof Abdul Haris sepakat dengan pernyataan Gus Yaqut, Menteri Agama (Menag) RI, tidak ada alasan apa pun atau argumentasi. Bahkan sangat bertentangan dengan ajaran para Nabi. Kita wajib mengutuknya demi kemanusiaan yang dihormati.
Sepertinya kita harus kerja keras lagi. Kuatkan isu moderasi dan toleransi. Belum lagi kita selesai kerja keras talangi pandemi, Sekarang lagi-lagi terbebani dengan gerakan tak bernilai.
Sungguh sangat disayangkan di masa kini. Masih saja orang tidak mengerti cara hidup damai, Apalagi saling tolong menolong meski beda yang diyakini. Islam yang rahmatal lil alamin harus menjadi amunisi, Paham agama yang bisa menjadi penjamin hidup di NKRI.
Sekali lagi aku katakan pada mereka. Jangan membuat olah di era banyak orang susah, bukan dengan peledakan bom cara dapatkan SURGA, Tapi justru saling kasih sayang sesama jadi kuncinya.
Meski berbeda Agama namun harus rukun sepanjang masa, mari kita berdo’a di Nishfu Sya’ban bersama. “Semoga peristiwa ini tidak lagi menjadi wabah, kita ucapkan untuk Gereja Katedral Makasar sebagai bela sungkawa. Teruslah beraktivitas jangan takut biar mereka tak putus asa,” pungkas Prof Abdul Haris.
Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB) Kota Batu, Mokhamad Ruba’i, dengan tegas mengutuk keras tragedi bom bunuh diri di Makassar. Menurutnya, pengeboman itu mrupakan tindakan keji dan tidak berperikemanusiaan.
“Sejatinya semua agama mengajarkan kebaikan, kerukunan, dan kedamaian. Ketika ada peristiwa pengeboman seperti itu, maka hal itu merupakan salah satu tindakan yang tak berperikemanusiaan. Karena di dalam agama tidak ada yang mengajarkan hal itu,” tegas Ruba’i kepada DIs Way Malang Post, Minggu (28/3).
Dalam setiap agama tidak ada yang mengajarkan keburukan. Setiap agama sudah pasti mengajarkan kebaikan kepada umatnya. Dengan adanya insiden itu, pihaknya memohon kepada pihak berwajib agar segera mengusut tuntas komplotan pelaku pengeboman.
Dengan adanya kejadian itu, pihaknya mengimbau kepada umat beragama dan tokoh-tokoh agama di Kota Batu untuk tetap tenang. Tak terpengaruh dengan kejadian yang ada di Makassar, sehingga Kota Batu tetap tenang dan kerukunan antar-umat beragama tetap terjaga.
Menurutnya, agar peristiwa seperti itu tak sampai terjadi di Kota Batu sangat perlu dilakukan dialog-dialog antar-tokoh agama dan tokoh masyarakat. Terkait peningkatan pengamanan rumah-rumah ibadah di Kota Batu, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada TNI/Polri.
“Dalam hal seperti ini, mereka sudah pasti melakukan berbagai kajian. Jika dirasa sangat perlu dilakukan pengamanan, secara otomatis mereka akan melakukannya,” tandas Ruba’i.(MA Rozzi-Ananto W-Eka Nurcahyo)