
Malang – Malang Batik Festival, Lomba Desain Busana Muslim Batik Malangan 2021, telah memasuki seleksi tahap dua. 24 finalis menjalani seleksi di Ngalam Command Center (NCC) Kota Malang, pada Sabtu (27/3). Acara tersebut digelar oleh Dekranasda (Dewan Kesenian Nasional Daerah) Kota Malang, Diskopindag (Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan) Kota Malang dan Indonesian Fashion Chamber.
Kasi Pemberdayaan Industri Diskopindag Kota Malang Agung Hariyadi mengatakan, Malang Batik Festival tahun 2020 mengangkat batik malangan dari sisi pengrajin batik. Sedangkan pada tahun 2021, pihaknya mengedepankan batik malangan dan desain modelnya.
“Untuk kali ini kita pakai tema busana muslim yang menggunakan batik malangan. Diharapkan batik malangan bisa diketahui oleh masyarakat umum dan bisa dicintai. Masyarakat juga mau mengenakan motif-motif batik malangan,” jelas Agung.
Tujuannya untuk lebih mengenalkan busana muslim batik malangan kepada masyarakat luas, sehingga diharapkan Industri Kecil Menengah (IKM) yang terdapat di Kota Malang ini bisa berkembang.”Saya kira itu yang utama,” tegasnya.
Mayoritas peserta yang mengikuti Lomba Desain Busana Muslim Batik Malangan Tahun 2021 ini adalah para desainer muda, baik siswi SMK maupun mahasiswa sejumlah perguruan tinggi di Kota Malang.
“Jadi untuk lomba ini terbuka untuk umum. Alhamdulillaah pendaftar awalnya 164 dan tersaring menjadi 24 finalis yang relevan dengan tema. Mayoritas dari teman-teman yang sekolah di SMK dan lagi kuliah yang lagi belajar dari industri batik,” ujarnya.
Gelaran festival ini, menurut Agung merupakan upaya pihaknya untuk menyediakan wadah bagi para desainer muda dalam berkreasi dan memberikan motivasi agar para pemuda dapat memanfaatkan potensi yang terdapat di Kota Malang, agar berkembang dan dikenal masyarakat luas, bahkan hingga mancanegara.
“Penggunaan batik malangan yang relatif lebih banyak yang ada pada desainnya dan itu yang kita pilih. Jadi yang memilih itu juga para juri dan sekarang presentasi dari juga ada masukan untuk mereka lebih menyempurnakan lagi desainnya,” terangnya.
Sementara itu, salah seorang dewan juri Agus Sunandar mengatakan, ada tiga hal yang diperhatikan oleh dewan juri untuk memberikan penilaian pada gelaran lomba desain busana muslim batik malangan.
“Ini adalah lomba busana muslim ready to wear atau modies wear ya, dengan bahan batik malangan. Sehingga kalau kita seleksi desainnya kemarin, ketika mereka memenuhi kriteria itu, mereka bisa masuk di situ,” ungkapnya.
Aspek lain yakni orisinalitas karya desain dari masing-masing finalis. Apakah desain yang dipresentasikan merupakan original dari finalis ataupun sudah pernah digunakan di lomba-lomba sebelumnya.
“Berikutnya kreativitas bagaimana mereka membuat karya itu, membuat desain itu, ada teknik-teknik baru yang digunakan atau menggunakan bahan-bahan baru yang disesuaikan dengan kondisi sekarang ini. Jadi tiga hal itu yang paling utama yang kita harapkan,” bebernya.
Lebih lanjut menurutnya, pada tahap kedua ini, para finalis akan mempresentasikan hasil desain busana muslim batik malangan mereka.
“Proses kegiatan atau pemilihan sekarang ini penjurian tahap kedua ini lebih kepada sifatnya konfirmasi terhadap desain yang mereka buat,” pungkasnya.

Selain Agus Sunandar, penjurian Lomba Desain Busana Muslim Batik Malangan 2021 ini juga dilakukan oleh Nurul Hidayati dan Hermina Andreyani.(jof/anw)