
Ketua PCNU Kabupaten Malang dr. Umar Usman. (Foto : Istimewa)
Malang – Sejumlah kalangan masyarakat di Kabupaten Malang, masih meragukan pemulasaraan jenazah pasien Covid-19. Terutama bagi jenazah yang beragama Islam. Mereka masih meragukan cara pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 oleh rumah sakit.
Dikhawatirkan, pemulasaraan jenazah yang dilakukan, kurang memenuhi syariat dan hukum agama yang berlaku. Ketua PCNU Kabupaten Malang dr. Umar Usman mengaku sangat maklum dengan keraguan yang berkembang di kalangan masyarakat, terkait pemulasaraan jenazah pasien Covid-19.
‘’Kita sangat memahami keraguan masyarakat tersebut. Makanya, kami dari PCNU Kabupaten Malang, terus melakukan pelatihan pemulasaraan jenazah bagi relawan-relawan Covid di setiap wilayah maupun desa,’’ ujar Umar Usman
Lebih lanjut ia menyebut, pelatihan itu dilakukan sesuai dengan hukum syariat Islam. Yakni dari teknik pemulasaraan hingga pengkuburan jenazah. Pelatihan tersebut hingga kini masih intens dilakukan. Mengingat hingga saat ini pandemi Covid-19 juga masih belum diprediksi kapan berakhir.
‘’Termasuk relawan Covid yang ada di Kampung Tangguh kita bina, diedukasi soal teknis perawatan, pemulasaraan dan mengubur jenazah pasien Covid dengan benar, sesuai hukum agama islam dan sesuai standart protokol kesehatan Covid-19,’’ terang pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan (Sekdin) Kota Malang ini.
Menurutnya, dari sekian banyak RS Rujukan Covid-19 di Malang, hanya ada dua rumah sakit yang dinilai benar dan memenuhi hukum agama islam terkait pemulasaraan jenazah pasien Covid-19. Yakni RS Syaiful Anwar dan RSI Aisyah kota Malang.
‘’Namun bukan berarti RS lainnya gak sesuai, hanya yang kami nilai sejauh ini baru kedua RS tersebut,’’ imbuhnya.
Kendati demikian, urai Umar Usman, setiap RS mempunyai kebijakan yang berbeda dan harus dihormati. Umar sempat menawarkan, NU Kabupaten Malang juga siap, jika diminta oleh RS untuk melakukan pemulasaraan jenazah pasien positif Covid-19. (riz/rdt)