Malang – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim, Arumi Bachsin Emil Dardak mengajak perajin Batik Toket di Pamekasan memanfaatkan teknologi digital. Arumi juga mendorong perajin batik menjadikan pandemi Covid-19 sebagai titik balik perekonomian di Jatim.
Menurut Arumi, digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) harus banyak dimanfaatkan para perajin batik. Ini untuk dapat memperkenalkan karya kearifan lokal Indonesia itu ke kancah Internasional.
“Orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu di belakang layar. Dalam keadaan ini, mau tidak mau mereka akan berkutat dengan internet,” ujar Arumi Bachsin saat launching Batik Toket Go International (Batogoin) di FrontOne Hotel Pamekasan, Sabtu (27/3).
Ditegaskan Arumi, inovasi di sektor UMKM dengan mengandalkan teknologi menjadi hal yang sangat penting. Karena, sektor UMKM merupakan tulang punggung Jatim dengan menyumbang produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar 56 persen. Hal itu membawa Jatim di posisi terbesar kedua pada pertumbuhan ekonominya secara nasional.
“Ini mempermudah exposure karya batik dari perajin lokal. Untuk batik Toket misalnya, baik di Amerika, Jatim, atau di manapun, jika penasaran soal Batik Toket, kita tinggal mengaksesnya melalui internet saja,” jelas Arumi.
Maka Arumi berharap, Jatim dapat turut andil menentukan posisi Indonesia menuju negara maju.Karena banyaknya pelaku usaha. Arumi juga menekankan pentingnya regenerasi perajin batik. Terutama Batik Toket khas Pamekasan yang merupakan salah satu produk kearifan lokal Pamekasan.
“Perekonomian negara dan warisan budaya merupakan dua aspek yang saling berkesinambungan. Karena itu, regenerasi perlu dilakukan, agar selanjutnya terus mendapatkan pembinaan. Saat generasi kita usai, masih ada yang meneruskan,” terangnya.
Arumi juga mengingatkan, meski pertumbuhan ekonomi dimbangi dengan arus globalisasi, kekayaan budaya yang beragam harus tetap memperhatikan adat istiadat dan seni budaya. “Harapannya, agar batik sebagai salah satu kearifan lokal tidak berakhir di generasi lampau saja, tetapi juga diteruskan generasi mendatang,” jelasnya.
Hal ini juga sejalan dengan tekad kuat Dekranasda Jatim menjadikan produk Batik Jatim semakin mendunia. Terlebih juga ditunjang dengan keberadaan berbagai asosiasi maupun paguyuban, yang dapat berperan sebagai wadah pengembangan industri kerajinan Jatim.
“Saya optimistis, jika produk Batik Jatim dapat bersaing di pasar global. Kita harus bersama-sama menerjang perubahan zaman dan beradaptasi dengan teknologi yang ada,” jelas Arumi.
Dalam kegiatan Batogoin itu ditampilkan pula peragaan busana Batik Toket Pamekasan. Kegiatan itu juga dihadiri Putri Indonesia 2020, Ayu Maulida. (azt/ekn)