Malang – Hujan lebat dan angin kencang yang melanda Kota Malang beberapa hari ini, mengakibatkan pohon tumbang dan banjir. Khususnya pohon tumbang, mengakibatkan akses jalan mengalami kemacetan. Petugas DLH Kota Malang telah bergerak sigap saat kejadian. Belum optimal, lantaran beberapa kekurangan. Seperti akses, keterbatasan SDM dan kurangnya sarpras pendukung.
Kepala DLH–Wahyu Setianto mengatakan, pihaknya tengah mengajukan penambahan alat di PAK. Berupa satu unit mobil pemotong pohon. “Juga peningkatan SDM. Kami sudah ajukan,” ujarnya. Saat ini pihaknya memiliki tiga unit mobil pemotong pohon. Tapi yang bisa beroperasional hanya satu unit. Lainnya dalam perbaikan. Penambahan satu unit mobil pemotong pohon itu, anggarannya Rp 1,7 miliar.
Selain itu, juga alat deteksi pohon lapuk sudah rusak. “Alat deteksi pohon ini, tak berfungsi. Disebabkan baterainya habis dan penggantinya hanya bisa impor,” terangnya. Pihaknya sudah memesan sejak tahun kemarin. Tapi sampai hari ini tak kunjung datang. “Kami sudah pesan tahun kemarin. Tapi sampai sekarang belum datang,” ungkapnya.
Maka untuk perawatan pohon, DLH menggunakan pengamatan mata. “Jika pakai alat itu, kalau disentuhkan ke pohon, langsung menyala lampu merah. Bisa langsung dipapas. Sekarang manual, itu kadang dari luar baik. Tapi ternyata akarnya enggak. Kan kita nggak tahu. Makanya banyak yang tumbang,” terangnya.
“Katanya di Fakultas Pertanian UB ada alat serupa. Kami akan ajak kerja sama segera,” imbuhnya. Beberapa pohon tumbang tercatat di Jl Ternate, Jl Raya Langsep, Jl Sonokeling, Jl Ciptomulyo, Jl Beringin. Terparah di Jl Raya Bandulan menimpa satu pengendara motor. (jof/jan)