Malang – Pandemi belum berlalu, selayaknya energi dan kekuatan difokuskan mengatasi virus dan menjamin keberlangsungan kehidupan ekonomi rakyat.
Ini diserukan kader HMI Komisariat Wahid Hasyim Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang, Ahmad Rodzi.
Ia dan rekannya HMI cabang Malang, baru saja usai menjalani Latihan Kader II di Bangkalan, beberapa waktu lalu. Pesan apa yang didapat mereka?
“Di tengah kondisi pandemi seperti sekarang, selayaknya energi dan kekuatan kita fokus mengatasi virus dan menjamin keberlangsungan kehidupan ekonomi rakyat. Kita harus memberi sumbangsih tenaga, pikiran, ide, gagasan dan menjadi agent of problem solving untuk umat, bangsa dan negara,” tegas Ahmad Rodzi, memulai bercerita.
Meski masih situasi pandemi, menapaki usia ke-74 HMI semakin mengokohkan diri sebagai organisasi kepemudaan yang memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan bangsa, negara dan umat.
Rodzi menceritakan dirinya beberapa waktu lalu mengikuti Latihan Kader (LK) II di Bangkalan Madura.
“Kenapa memilih LK di Bangkalan karena Saya tertarik dengan tradisi, hukum adat dan persaudaraan di Bangkalan. Serta timingnya pas dengan situasi dan kondisi saya lagi luang,” tutur Rodzi.
Ia berangkat dari Malang bersama 4 orang dari kampus UNIRA, UM, UMM dan IKIP Budi Utomo.
Selanjutnya selama 4 hari menjalani screening, dan 6 hari intermediate training.
Peserta LK II berasal dari Sijunjung Sumbar, Jaksel, Karawang, Bekasi, Ciputat, Semarang, Bengkulu, Kediri, Malang, Bali, Bima, Pamekasan, Sumenep, Bangkalan, Sampang, Probolinggo, Bondowoso, Gresik, Bawean, Makassar, Surabaya dan daerah lain juga ada.
Ia mengaku LK II diibaratkan menjadi ajang menempa kesabaran. Karena harus mencurahkan segala daya potensi keintelektualan dengan minimalnya waktu istirahat sesuai time skedul acara oleh panitia.
“Alhamdulillah meski capek, saya tetap bersyukur. Hal ini karena sangat butuh banyak perjuangan waktu screening, berat waktu intermediate trainingnya yang pasti jarang tidur. Namun sangat bahagia sekali ketika dinyatakan lulus oleh master of training. Sangat terharu ketika berpisah dengan kawan-kawan peserta,” tukas Rodzi.
Ia menjelaskan, banyak manfaat mengikuti LK II. Yaitu bisa mengasah dan mempertajam ilmu pengetahuan, bisa belajar memetakan keadaan di lingkungan sekitar, dan belajar memberikan konsep ide dan gagasan untuk kemajuan umat, bangsa dan negara.
Dalam LK II banyak didiskusikan tentang berbagai hal terkait problematika keIndonesiaan, tantangan, ancaman dan solusi ke depan.
“Pemerintah harus konsisten dan komitmen sekaligus optimis untuk meningkatkan perekonomian pasca pandemi dan mampu mempertahankan kesejahteraan rakyat di masa pandemi dengan membuat kebijakan yang demokratis, memihak rakyat karena Presiden Jokowi pernah bilang kesejahteraan rakyat menjadi hukum tertinggi dalam mengelola negara. Dan generasi muda Indonesia sekarang harus lebih canggih dan mampu mengikuti kemajuan teknologi atau era digitalisasi saat ini agar mampu bersaing dengan negara lain. Sekaligus bisa menjadi penggerak ekonomi yang mahir dan ulung dengan berwirausaha juga tetap konsisten merawat himpunan,” tandas pria asli Turen Kabupaten Malang ini.
Rodzi mengatakan, pasca 7 hari LK II, ia bersama kader lainnya melakukan Tur Silaturahim.
“Tujuh hari pasca LK II kami Tur Silaturahim dan sharing untuk memperkaya pengalaman,” paparnya.
Tujuan Pertama ke HMI Cabang Gresik bersama sebagian teman peserta dari Cabang Ciputat, Karawang, Jaksel, Bengkulu, Kediri, Bali, Sumenep, Lamongan, Malang, dan Bawean.
“Kami tak lupa ziarah dan tabarukan ke makam Syekh Maulana Malik Ibrahim: wali tertua di Indonesia, Sunan Giri, Kyai Tumenggung Poespo Negoro: Bupati pertama Gresik, Sultan Agung: Raja Gresik dan Astana Giri Kedaton : tempat pemandian permaisuri dan tuan putri Raja Gresik,” urai Rodzi.
Selanjutnya Rodzi melanjutkan perjalanan ke Surabaya. “Kami selanjutnya geser ke Surabaya menemui kawan-kawan mendiskusikan terkait kemajuan komisariat di Surabaya,” ungkap Rodzi.
Tujuan ketiga tour adalah ke Malang. Menikmati udara dingin dan merayakan Milad HMI ke 74 di Graha Yakusa di Kecamatan Pagelaran bersama ratusan kader dari Cabang Malang dan berlanjut ke makam Munir Said Thalib dan Omah Munir (museum) tokoh legendaris HAM dengan kasus kematiannya yang kontroversial sampai saat ini.
“Saya terkesan dengan kedisiplinan teman baru kami. Mereka punya rasa tanggung jawab besar. Asyik dan enjoy bisa berinteraksi dengan peserta dari berbagai suku, bahasa, ras dan adat istiadat berbeda. Dalam rangka HUT HMI yang ke 74 ini semoga Kita semua menjadi kader yang cerdas, inovatif, ikhlas, agamis, amanah dan responsif terhadap lingkungan sekitar,” tegas Rodzi mengakhiri. (yan)