Malang – Di sudut barat Kota Malang, Bastian yang menekuni usaha dibidang perkopian, mulai dari distribusi biji kopi dan penjualan kopi, merasakan dampak PPKM jilid 2. Yang telah berakhir pada 8 Februari ini.
Kepada Malang-post.com Bastian bercerita bahwa warung kopinya semakin terpukul karena kebijakan tersebut. Padahal usahanya sudah sangat sulit karena dihantam pandemi yang telah berlangsung sejak awal tahun lalu.
“ Menurut saya merugikan ya mas, soalnya dampak covid ini udah sangat buruk bagi pelaku usaha, ditambah lagi PPKM yang membuat orang-orang gak ada yang keluar,” katanya
Ia mempertanyakan kebijakan jam malam yang membatasi orang yang ingin keluar untuk ngopi. Menurutnya, aturan tersebut tidak jelas.
“ Gak jelas maksud saya disini, kalau boleh tanya mas ya. Emang virus corona itu keluarnya malam saja kah? Kok aneh banget jam malam di berlakukan pembatasan, sedangkan pagi sampai sore bebas,” ungkapnya heran.
Menurut Bastian, pelangganya memang banyak yang datang pada malam hari, layaknya warung kopi pada umumnya. Ia berharap, kebijakan pemerintah lebih memperhatikan kelangsungan usahanya.
“Saran untuk kedepan nya juga PPKM cukup sampai jilid 2 ini saja, jangan diberlakukan lagi. Bebaskan seperti dulu lagi biar perekonomian cepat pulih, gak ngaruh covid sama jam malam,” ujarnya
“Kalau PPKM sekalian full nonstop di biarkan di rumah semua dan tidak ada aktivitas sama sekali. Tetapi
tanggungan hidup harus di biayai selaku pembuat peraturan dan kebijakan,“ imbuhnya.
PPKM jilid 2 memang telah usai hari ini (8/2) selanjutnya aka nada PPKM skala mikro pada 9 – 22 Februari 2021, untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. (ryn/anw)