Malang – Bisa jadi Universitas Brawijaya (UB), menjadi perguruan tinggi pertama. Di Kota Malang. Yang sudah melakukan vaksinasi. Untuk tenaga kesehatan (nakes) dan karyawan. Klinik UB sejak Senin (1/2) kemarin, menyiapkan 51 vial vaksin Sinovac. Untuk disuntikkan kepada tenaga kesehatan dan karyawan.
Direktur Klinik UB, dr. Fida Rahmayanti, MMRS., sudah pengajuan layanan vaksin Covid-19, sejak pertengahan Januari lalu.
‘’Rumah sakit dan puskesmas diutamakan dalam pemberian vaksin, kepada tenaga kesehatan. Namun untuk Klinik, jika sudah memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan, bisa mengajukan pemberian vaksin. Proses pengajuan sekitar dua minggu. Vaksinnya diambil di Dinas Kesehatan Kota Malang,’’ ujar dr. Fida, yang kemarin juga divaksinasi.
Sebelum di suntik, tenaga kesehatan dan karyawan, akan mengikuti skrining dasar. Meliputi saturasi, laju napas, tekanan darah dan suhu tubuh. Tidak hanya itu, penerima vaksin harus menjawab pertanyaan lain. Meliputi kondisi kesehatan, riwayat penyakit penyerta, hingga observasi. Untuk memastikan kondisi fisik dengan baik.
‘’Jika hanya mengandalkan skrining data, bisa ada yang terlewat. Harus dibarengi dengan melihat kondisi fisik penerima vaksin juga,’’ imbuh alumni FK UB ini.
Kesiapan yang dilakukan oleh Klinik UB antara lain, menyediakan ruangan khusus untuk vaksin, lemari pendingin khusus, hingga termometer. Dan sebelum pemberian vaksin, dilakukan pendampingan oleh Puskesmas Dinoyo.
Vaksinator di Klinik UB, jelas dr. Fida, juga telah mengikuti pelatihan pendampingan. ‘’Sebelum memvaksin orang lain, yang diutamakan adalah tenaga kesehatan yang berada di rumah sakit, puskesmas atau klinik kesehatan. Sesuai arahan dari Puskesmas Dinoyo. Untuk di klinik sendiri, vaksin diberikan oleh dokter dan perawat. Dibantu bidan untuk penyiapan vaksin,’’ jelasnya.
Setelah pemberian vaksin bagi nakes dan karyawan Klinik UB selesai, dr. Fida berharap bisa segera memberikan vaksin kepada nakes lain. Seperti dokter pribadi, analis kesehatan, apoteker di instansi. Terutama yang sudah terdaftar di sistem.
‘’Bagi sejawat yang Surat Tanda Registrasi atau Surat Ijin Praktek nya kadaluarsa, dapat mengikuti vaksin setelah melengkapi berkas. Waktunya hingga Maret 2021,’’ ujarnya.
Setelah menerima vaksin, dokter dan perawat akan melakukan observasi akhir. Hingga 30 menit pasca injeksi diberikan. Observasi ini untuk melihat, apakah ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Seperti alergi, mual, muntah dan lainnya.
Ia juga mengapresiasi semua pihak, yang telah berpartisipasi dalam gerakan vaksinasi ini. ‘’Terima kasih kepada nakes dan karyawan Klinik UB. Tanpa dukungan mereka, pelaksanaan vaksinasi ini, tidak akan terlaksana dengan baik. Terima kasih juga kepada seluruh jajaran pimpinan, yang telah mendukung kebutuhan sarana dan prasarana yang kami butuhkan.’’
‘’Kami juga mengimbau seluruh masyarakat, untuk berpartisipasi mensukseskan program vaksinasi. Sebagai upaya melawan Covid-19. Meski setelah vaksinasi, bukan lantas bisa bebas. Tetap harus pakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan dan rajin cuci tangan. Kita tahu Covid-19 menyebar melalui droplet. Vaksin ini melindungiku dan melindungimu,’’ pungkasnya. (roz/jan)