Malang – GOAL getter Arema FC, Dedik Setiawan. Menjadi pemain profesional pertama di Liga Indonesia, yang memperoleh kesempatan mendapat vaksinasi. Di tengah kondisi extraordinary pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19). Ketika kompetisi harus berhenti. Dan saat PT Liga Indonesia Baru (LIB), operator kompetisi, sedang mengajukan permintaan vaksin.
Dedik, mendapat undangan khusus. Bersama 12 orang lainnya di Kabupaten Malang. Sekaligus pencanangan program vaksinasi di tempat kelahirannya. Pemain yang asli produk Malang ini, mendapat suntikan vaksin jenis Sinovac. Produksi Sinovac Biotech Ltd. Sebuah biopharmaceutical company asal Beijing, China. Di Pendopo Panji, Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (30/1) siang lalu.
Berbeda dengan Wakil Ketua Dokter Kepresidenan RI, dr Abdul Muthalib. Yang ditunjuk sebagai vaksinator untuk Presiden Joko Widodo,13 Januari lalu. Yang terlihat nervous atau gugup saat menyuntikkan vakin. Kali ini, justru Dedik Setiawan yang terlihat nervous. Bahkan tensi darahnya meningkat. Akibatnya tak lolos screening test. Harus ditunda serta istrahat 30 menit.
‘’Dedik memang tak lolos screening test pertama. Dia terlihat nervous. Tekanan darahnya meningkat menjadi 153/88. Disarankan untuk istirahat selama 30 menit,’’ ujar dokter tim Arema, dr. Nanang Tri Wahyudi, SPOK.
‘’Setelah itu dia lakukan kembali screening test kedua. Alhamdulillah lolos. Karena tensi atau tekanan darahnya normal 120/80 mmHg. Baru setelah itu memenuhi kreteria untuk disuntik vaksin Covid-19,’’ tambahnya yang ikut mendampingi Dedik.
Selain penyerang asal Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang itu, pejabat dan tokoh di lingkungan Kabupaten Malang, yang ikuti kloter pertama vaksinasi Covid-19 dintaranya, Kepala Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Malang, Ronald Salnofri Bya, S.H, MH, Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Malang Edi Handojo, SH, MH, dan Plt. Ketua DPRD Kabupaten Malang, Sodikul Amin.
Kemudian Wakil Bupati Malang terpilih, hasil Pilkada 2020, Didik Gatot Subroto. Ketua PCNU Kabupaten Malang, Umar Usman dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Arbani Mukti Wibowo. Termasuk Direktur BPJS Cabang Malang, Dina Diana Permata.
Sementara Bupati Malang, Drs. H.M. Sanusi, MM., yang kelahiran 20 Mei 1960, tak masuk dalam daftar klasifikasi batasan usia 18-59 tahun. Sebagai penerima program vaksinasi. Dia sudah berusia di atas ketentuan. Yakni 61 tahun.
Sedangkan Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM., urung disuntik vaksin. Dalam beberapa kali observasi, dinyatakan tidak lolos mengikuti screening test vaksinasi.
‘’Sebelum dan ketika screening test, saya gugup dan deg-degan. Sehingga saya tidak lolos screening test pertama. Karena nervous, tensi darah saya meningkat. Padahal tekanan darah saya normal sebelumnya. Jadi (tekanan darah) naik, mungkin baru pertama kali dengar istilah vaksin dan ikuti vaksinasi Covid-19.’’
‘’Juga agak nggak fit. Apalagi akhir-akhir ini sulit tidur. Setelah istirahat 30 menit, akhirnya lolos screening test dan langsung disuntik vaksin. Alhamdulillah tidak ada gejala apa pun setelah disuntik. Semoga semua yang mendapat vaksin, tambah kuat imunnya dan dijauhkan dari virus Covid-19. Harapannya semoga kompetisi sepak bola di Indonesia kembali bergulir,’’ tuturnya.
Penyerang Timnas Indonesia tersebut, diundang ikuti Program Pencanangan Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Malang, karena ketokohannya. Mewakili masyarakat olahraga. Pun bisa dianggap sebagai influencer.
Boleh jadi, Dedik Setiawan menjadi pesepakbola Liga 1 pertama, yang menerima suntikan vaksin. Lantaran 420 pemain yang tersisa di 15 klub yang masih bertahan, termasuk Arema FC, sudah tak melakukan aktivitas apapun. Alias dirumahkan di kampung halamannya masing-masing.
Bahkan empat tim telah membubarkan diri. Persiraja Banda Aceh (13/10/2020), Persebaya Surabaya (2/11/2020), Persipura Jayapura (06/01/2021) dan Madura United (09/01/2021). Apalagi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang mencanangkan sejak 15 Januari 2021 dan mewajibkan vaksinasi Covid-19, bagi seluruh masyarakat Indonesia. Yang telah terklasifikasi berdasarkan persyaratannya.
Namun secara korporasi, klub-klub sepak bola Liga 1 dan 2 tak masuk golongan prioritas. Termasuk dari sisi cabang olahraga, sepak bola juga belum termasuk cabang prioritas.
‘’Guna menghambat penyebaran pandemi Covid-19 ini, berbagai cara sudah dilakukan pemerintah. Mulai PSBB, PPKM, imbauan untuk gunakan masker, jaga jarak fisik, hindari kerumunan dan cuci tangan. Termasuk program Vaksisnasi Covid-19 ini.’’
‘’Vaksinasi ini adalah bagian ikhtiar atau upaya dari pemerintah, untuk menciptakan kekebalan tubuh. Agar penyebaran Covid-19 dapat dikendalikan. Saya ingatkan, agar masyarakat tidak kendur dalam menjalankan protokol kesehatan. Terus berdoa semoga Indonesia dan dunia dapat segera terbebas dari pandemi Covid-19,’’ ucap Bupati Malang, HM. Sanusi.
Dalam rentang waktu satu bulan Januari 2021, di Indonesia kasus terinfeksi sudah tembus satu juta (1.066.313 orang). Kabupaten Malang, sampai dengan tanggal 27 Januari 2021 tercatat 1.927 kasus konfirmasi Covid-19, sembuh sebanyak 1.760 orang dan meninggal sebanyak 108 orang.
Sementara itu khusus untuk Liga Indonesia, pperator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB), siap mengeluarkan uang, demi vaksin Covid-19 berbayar. Untuk seluruh komponen yang ada di Liga 1 dan Liga 2.
‘’Kalau saya lihat pertimbangan pemerintah, tidak memasukkan sepak bola ke dalam prioritas vaksin ada dasarnya. Kami ingin mendapatkan keterangan lebih dalam. Kalau ternyata kami harus vaksin komersial dan berbayar, tidak masalah. Kami siap,’’ kata Direktur Utama LIB, Akhmad Hadian Lukita
LIB tidak mempermasalahkan soal dana demi mendapatkan vaksin, bagi seluruh pemain dan ofisial klub di Liga 1 dan Liga 2. Sebab sebelumnya, LIB juga berencana mengakomodir tes swab PCR mandiri secara berkala, jika Liga 1 berjalan di tengah pandemi.
‘’Sebab kalau sudah vaksin kan sudah aman. Tapi 3M tetap dijaga. Budgeting juga tidak masalah. Kami bisa mengalihkan dana PCR ke antigen yang lebih murah, hasilnya lebih cepat tapi akurasinya mendekati 100 persen,’’ ujarnya.
Hadian Lukita menambahkan, ia juga belum melihat profesi di luar tenaga kesehatan dan TNI/Polri, mendapatkan vaksin prioritas. Meski begitu ia berharap, pemberian vaksin juga bisa diprioritaskan untuk kompetisi olahraga, khususnya sepak bola.
Terpisah, Plt Sekjen Yunus Nusi mengatakan PSSI sudah mengajukan surat ke Kementerian Kesehatan yang ditembuskan ke Kemenpora untuk meminta prioritas vaksin bagi seluruh pelaku sepak bola di Indonesia.
‘’Semua, pemain, pelatih, official, perangkat pertandingan, panpel, Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 nasional,’’ sebut Yunus Nusi. (act/rdt)