
MISI KEMANUSIAAN: EMT UB-RSSA Malang menjelang keberangkatan ke Mamuju. (Foto: Istimewa)
Malang – Tim gabungan Fakultas Kedokteran UB dan RSSA hari pertama tiba Sulawesi Barat, langsung berkoordinasi dengan RSUD Provinsi Sulawesi Barat.
Melakukan orientasi terhadap pasien. Melanjutkan rencana yang disusun tim sebelumnya dari Universitas Hasanudin Makassar.
Tim ini tergabung dalam Emergensi Medis atau Emergency Medical Team (EMT). Mereka berada di Mamuju selama delapan hari. Total tenaga kesehatan yang diberangkatkan 23 orang.
Terdiri dari 13 dokter dan 10 perawat. Dengan berbagai spesialisasi antara lain: Emergency Medicine (2 orang), Ilmu Penyakit Dalam (1 orang), Orthopedi (5 orang), Anastesi dan Terapi Intensif (4 orang), Ilmu Kesehatan Anak (1 orang), Manajeman Bencana (1 orang), Perawat Anastesi (2 orang), Perawat IGD (3 orang). Perawat IBS (2 orang), Perawat Ilmu Kesehatan Anak (1 orang) dan Perawat Ilmu Penyakit Dalam (1 orang).
Misi kemanusiaan ini diberangkatkan langsung oleh Rektor Universitas Brawijaya Prof Dr Ir Nuhfil Hanani AR MS. Tim ini memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak korban gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat.
Keberangkatan tim gabungan ini, difasilitasi Komandan Lanud Abdulrachman Saleh. Menggunakan pesawat TNI AU Hercules, Jumat (22/1). Menyusul dua anggota tim yang telah berangkat sehari sebelumnya.
Situasi yang masih pandemi covid-19 dan pemberlakuan PPKM, mengharuskan pelepasan tak bisa langsung. Pelepasan EMT dilakukan daring melalui aplikasi Zoom Meeting.
Diikuti jajaran Wakil Rektor, perwakilan Komandan Lanud Abdulrachman Saleh, Dekan Fakultas, Direktur RSUD dr Saiful Anwar beserta jajaran dan Direktur RSUB beserta jajaran.
Ketua Tim dr Satria Pandu Persada Isma Sp.OT (K) menyampaikan. Agenda yang dilakukan hari pertama, adalah koordinasi dengan RSUD Provinsi Sulawesi Barat.
Dekan FK-UB Dr dr Wisnu Barlianto M.Si Med Sp.A (K) dalam sambutannya menuturkan. UB memiliki tanggung jawab moral dalam menghadapi bencana ini. Dengan memberikan yang terbaik sesuai kompetensi yang kita miliki.
“Dalam fase tanggap darurat ini, kita berharap bisa membantu. Khususnya dalam pelayanan di bidang kesehatan. Ini bukan yang pertama kali dilakukan. Kami pernah membantu bencana di Palu dan Lombok. Insya Allah tim EMT selalu solid dan siap sedia dalam penanganan bencana,” katanya.
Hal senada disampaikan Direktur RSSA Dr dr Kohar Hari Santoso Sp.An KAP KIC. Konsep dasar sebuah rumah sakit harus mempunyai Hospital Disaster and Epidemic Plan.
“RS bukan hanya untuk sekedar menolong orang yang datang ke RS. Tetapi juga menolong mereka yang berada di luar RS. Yang mengalami musibah karena bencana. Semoga teman-teman tim bisa melakukan pekerjaaannya dengan aman, lancar dan barokah,” ucapnya.
Mewakili Komandan TNI AU Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Mayor Sufriadi menyatakan. TNI AU siap mendukung misi kemanusiaan penanggulangan bencana ini. Baik berupa pendistribusian logistik, tenaga kesehatan atau relawan.
Rektor mengapresiasi kerja sama antara UB, RSUB, RSSA dan Lanud Abdulrachman Saleh. Pesannya kepada Tim EMT, agar menjaga diri terutama pada masa pandemi Covid-19 ini.
“Terima kasih atas kerja sama berbagai pihak selama ini. Dalam kepeduliannya melakukan kegiatan sosial, terutama kegiatan yang tidak terduga seperti bencana gempa ini. Kami berharap tim EMT dapat mengikuti protokol kesehatan dengan baik. Sehingga tim dapat bekerja menolong sesama dengan maksimal dan bisa kembali dengan sehat dan selamat,” pungkas rektor. (roz/jan)