
Wali Kota Malang Sutiaji (Foto: Dok DI’s Way Malang Post)
Malang – Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Kota Malang, pemerintah Kota Malang telah melakukan evaluasi. Dari dari hasil evaluasi tersebut, Wali Kota Malang, Sutiaji menyebutkan, lonjakan kasus Covid-19 yang ada di Kota Malang, diakibatkan oleh libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020.
Berdasarkan data dari tim Satgas Covid-19 Kota Malang, dalam kurun waktu empat hari, per tanggal 16 Januari hingga 19 Januari 2021, sudah terjadi penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 74 kasus.
Lonjakan kasus Covid-19 di Kota Malang tersebut, akibat padatnya arus perpindahan masyarakat dari Kota lain ke Kota Malang, pada saat libur panjang Nataru.
‘’Kita tahu, transmisi orang itu susah kita tebak dan kita ketahui. Jadi perpindahan itu sebagai penyebabnya,’’ ungkapnya.
Dalam meminimalisir penularan Covid-19 yang berakibat meningkatnya jumlah kasus, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan guna menekan angka kasus.
“Penanggulangannya ya dari masyarakat yang harus patuh terhadap protokol kesehatan. Kita pasti akan sosialisasikan lewat kelurahan hingga masyarakat, jadi kebijakan PPKM yang kita laksanakan saat ini itu adalah salah satu dari sekian cara yang kita lakukan untuk menekan jumlah kasus Covid-19 agar tidak meningkat,’’ katanya.
Sementara itu, Rumah Sakit (RS) Rujukan, yakni Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang dari ketersediaan bed isolasi telah mencapai 90 persen.
‘’Saat ini kami ada 141 bed yang tersedia. Dari jumlah ketersediaan itu ada sekitar 15 hingga 20 bed yang masih kosong,’’ ujar Kasubbag Humas RSSA Malang, Donny Iryan.
Volume pasien hingga saat ini, yang masuk memang terbilang tinggi. Para petugas cukup kewalahan dalam menanganinya.
‘’Masuknya pasien positif Covid-19 itu memang masih tinggi. Tapi saya pastikan sampai saat ini tidak terjadi penolakan maupun stagnasi,’’ ucapnya.
Direktur RS dr Saiful Anwar, dr. Kohar Hari Santoso, mengakui bahwa penambahan kasus membuat mereka menambah jumlah bed alias kasur untuk pasien COVID-19. Awalnya 136 bed kini menjadi 200 bed.
‘’Saat ini telah terisi 90 persen dari 200 bed. Kita berharap masyarakat tidak ke mana-mana. PPKM adalah upaya preventif dalam pencegahan penularan. Tolong tertib protokol kesehatan,’’ kata Kohar.
Kohar mengatakan, pasien yang dirawat di RSSA tidak hanya warga Kota Malang tapi tersebar hampir seluruh wilayah Jawa Timur, termasuk Surabaya. Penambahan kasus tidak cukup dengan penambahan bed untuk pelayanan, namun harus dengan pencegahan secara individual.
Dia mengingatkan, menghadapi pandemi Covid-19 tidak cukup hanya dengan menambah kasur perawatan di rumah sakit. Rumah sakit akan tetap merawat pasien yang sakit. Tetapi, lebih penting daripada itu ialah masyarakat mesti disiplin menjaga kesehatan agar tidak tertular sehingga sakit.
Penambahan kasur di RS Saiful Anwar akan terus dilakukan meski sudah berkapasitas 200 bed. Di sana mereka melayani pasien gejala sedang hingga berat. Sedangkan untuk relaksasi atau pengurangan beban layanan pasien tanpa gejala atau ringan akan dirujuk ke Rumah Sakit Lapangan Ijen Boulevard dengan kapasitas 255 bed.
RS Saiful Anwar juga menambah jumlah tenaga medis untuk memaksimalkan penanganan COVID-19. Relawan tenaga medis sebanyak 46 orang itu meliputi dokter, perawat, dan operator radiografer. Mereka berharap masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan mulai dari menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker, juga menjaga imunitas tubuh. (jof/rdt)