Jakarta – Penambahan kasus positif Covid-19 mingguan di Indonesia, pada 11-17 Januari 2021 mencapai puncak tertinggi selama pandemi. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito menyebutkan, penyebabnya karena ada keterlambatan verifikasi data.
‘’Kenaikan penambahan kasus harian yang sangat tinggi, bahkan tertinggi sejak kasus Covid-19 pertama masuk ke Indonesia, salah satunya disebabkan verifikasi data yang terlambat masuk. Menyebabkan penumpukan pada pelaporan data di beberapa daerah,’’ kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (19/1).
Wiku mengatakan, pemerintah masih terus berupaya memperbaiki keadaan ini. Kementerian Kesehatan juga tengah memilah data yang memang masuk tanggal 11-17 Januari 2021. Dengan data yang sebenarnya terlambat masuk dan berasal dari minggu-minggu sebelumnya.
Wiku meminta agar ke depan, Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah memperbaiki integrasi data, sehingga mengurangi gap dan keterlambatan antara data pusat dengan daerah.
‘’Saya minta ke depannya tidak ada lagi toleransi terhadap delay atau keterlambatan data. Ini sangat krusial dalam pengambilan keputusan,’’ ujar Wiku.
Dikatakan, jika data tidak aktual, maka kebijakan yang dikeluarkan tidak tepat waktu. Akibatnya, kebijakan menjadi tak efektif. Kendati demikian, Wiku tetap meminta seluruh pihak waspada terhadap penularan virus dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Ia mengingatkan bahwa hingga saat ini pandemi Covid-19 belum usai.
‘’Terlepas dari apa pun kondisi yang menyebabkan angka penambahan kasus positif harian yang tinggi namun kita tetap harus waspada dan pahami bahwa pandemi ini belum usai,’’ katanya.
Sementara menyinggung rekor tertinggi kasus harian, yang tercatat Sabtu (16/1) lalu, sebanyak 14.224, Prof Wiku menyebutkan, catatan rekor tersebut sudah tak bisa ditoleransi.
‘’Pada pekan sebelumnya, penambahan kasus harian 9.000 – 10.000. Itu adalah angka yang sangat tinggi. Tetapi ternyata pekan ini, kita alami penambahan kasus harian hingga 14.000 kasus,’’ ujar Wiku.
Menurutnya, kenaikan kasus ini dikontribusikan oleh lima daerah dengan kasus positif Covid-19 tertinggi. Yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Bali dan Sulawesi Selatan. Bahkan Jawa Barat pada pekan ini, mencatat kenaikan kasus sebanyak 4.929.
‘’Sebagai perbandingan, Jawa Barat pekan lalu naik 2.196 kasus dalam sepekan. Artinya kini ada penambahan kasus lebih buruk, yang ditandai kenaikan kasus sebanyak dua kali lipat,’’ jelasnya.
Wiku juga menyebut penyebab lain lonjakan kasus, adalah data kasus positif Covid-19 dari daerah yang terlambat masuk ke pusat. Akhirnya, data tersebut menumpuk dan menyebabkan penambahan yang tinggi.
Sebelumnya pada pekan lalu, Indonesia mencatatkan rekor penambahan kasus harian Covid-19 tertinggi selama empat hari berturut-turut. Kondisi ini terjadi pada Rabu (13/1) hingga Sabtu (16/1).
Pada Rabu pekan lalu, tercatat ada 11.278 kasus baru Covid-19 yang terjadi dalam 24 jam. Jumlah ini merupakan catatan tertinggi, usai penambahan kasus harian Covid-19 tembus angka 10.000.
Kemudian pada Kamis (14/1), ada 11.557 kasus baru Covid-19 yang tercatat selama 24 jam.
Lalu pada Jumat (15/1) terjadi penambahan 12.818 kasus dalam waktu 24 jam. Terakhir, pada Sabtu (16/1), data pemerintah memperlihatkan ada 14.224 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Hingga saat ini, penambahan kasus harian pada Sabtu masih menjadi rekor penambahan tertinggi terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020. (rdt)