
Malang – TIM SINGO EDAN nyaris saja menggenggam juara kompetisi, Torabika Indonesia Soccer Championship A 2016 (ISC A 2016). Di bawah kendali head coach asal Bosnia and Herzegovina, Milomir Seslija.
Melesat dan terus memimpin klasemen, selama 27 pekan laga. Selepas laga pekan kelima hingga pekan ke-32. Bahkan mereka siap-siap berpesta merayakan podium juara.
Saat itu usai laga pekan ke-32, Singo Edan masih memuncaki klasemen. Meraih nilai 62 dan selisih gol 44-20 (+24 gol). Di atas Persipura Jayapura juga meraup poin 62. Namun selisih gol lebih sendikit 46-25 (+21 gol) dan posisi ketiga Madura United (poin 61). Gelar juara ketika itu sudah di depan mata. Menjadi pelega dahaga setelah enam tahun puasa gelar sejak ISL 2009/2010.
Namun apa mau dikata. Ibarat balapan jet darat Formula One, Singo Edan justru tergelincir atau kecolongan di dua laps terakhir. Pada pekan ke-33 dan 34. Dua laga terakhir yang di atas kertas hampir mustahil kehilangan poin absolut, tak dinyana hanya meraih dua kali imbang. Alias dua poin tambahan. Dipaksa imbang Borneo FC 2-2 (11/12/2016) dan 0-0 oleh Persib Bandung (18/12/2016) di Malang.
Sebaliknya rival terdekat Gorna Gancev dan kawan-kawan, tim Mutiara Hitam, diluar dugaan tertolong oleh enam poin, atas dua kemenangan beruntun di kandang Persegres Gresik United 3-0 (11/12/2016) dan di Jayapura melibas PSM Makassar 4-2 (18/12/2016).
Termasuk dua kemenangan Persipura di kandang lawan. Atasi Mitra Kukar 2-1 (07/12/2016) dan melumat Persiba Balikpapan 4-1 (19/11/2016), yang sebelumnya sungguh sulit diredam dan membuat coach Milomir Seslija tak habis pikir.
Persipura juara meraih nilai 65 dengan selisih gol 49-25. Arema finish kedua dengan nilai 63 dan gol 46-22 atau menjadi tim paling sedikit kebobolan. Urutan ketiga Madura United meraih nilai 61 dan selisih gol terbaik 56-39.
‘’Prinsipnya dari hasil evaluasi saat itu, saya sebagai pelatih menilai, tim dan komposisi tim Arema paling baik di Indonesia. Seharusnya kami lebih layak juara dibandingkan Persipura Jayapura.’’
‘’Waktu itu kami tak pernah mudah dalam meraih kemenangan, sampai bisa bersaing merebut juara. Dalam setiap pekan laga, tim kami selalu menghadapi masa sulit. Tim tidak lengkap, karena pemain bergantian absen. Akibat cedera atau akumulasi kartu kuning. Lima bahkan sampai tujuh pemain. Tapi itu sudah terjadi 2016. Saya tetap bangga dengan tim waktu itu. Kami juara tanpa piala,’’ kenang Milomir Seslija via WhattsApp-nya.
Meski gagal meraih kampiun, namun gelandang naturalisasi Arema, Raphael Guillermo Eduardo Maitimo, menjadi yang terbaik di antara statitik 28 pemain Arema, dalam 34 pertandingan ISC A 2016.
Bahkan gelandang kelahiran Rotterdam, Belanda, 17 Maret 1984 tersebut, tampil dalam 31 laga dengan durasi tertinggi. 2.754 menit. Selain juga dia mencetak dua gol dan bersama Esteban Gabriel Vizcarra, menjadi raja assist sebanyak lima kali bagi Arema.
Hanya ada tiga pemain selain Maitimo, yang mampu bermain di atas 2.500 menit. Dua lainya menyusul di bawahnya. Hamka Hamzah tampil 30 kali dalam durasi 2.700 menit dan cetak sembilan gol. Ketiga Johan Ahmad Alfarizi, dari 32 penampilannya mencatat durasi 2.753 menit dan sumbang dua gol.
Tiga pemain lainnya masuk dalam level durasi di atas 2.000 menit dan di bawah 2.500 menit atau posisi keempat hingga keenam, yakni Cristian Gerard Alvaro Gonzales (main 28, durasi 2.479 menit, mencetak 15 gol), Goran Gancev (main 29, durasi 2.437 menit, cetak 1 gol), dan Esteban Gabriel Vizcarra (main 30, durasi 2.429 menit, cetak 6 gol).
Menariknya, tercatat empat pemain selama berlangsungnya ISC A 2016, sama sekali tak pernah tampil alias nol menit. Yakni kiper Utam Rusdiana, Ahmad Bustomi dan dua gelandang Dio Permana dan Oky Derry Andryan.
Sedangkan catatan total 29 assist Arema FC, posisi pertama Raphael Maitimo dan Esteban Vizcarra (5 assist). Disusul Hamka Hamzah (4), ketiga Nicholas Kalmar dan Ferry Aman Saragih (3), keempat Dendi Santoso (2) dan kelima masing-masing satu assist Benny Wahyudi, Syaiful Indra Cahya, Arif Suyono, Febri Setiadi Hamzah, Juan Revi Auriqto, Oktovianus Maniani, dan Srdan Lopicic.
‘’Ibaratnya kami pada ISC A 2016 adalah juaranya. Tapi tanpa mahkota. Dalam banyak sisi kami tak kalah dengan juara Persipura. Kami hanya apes atau sial saja waktu itu. Kami tim dengan pertahanan terbaik. Hanya kebobolan 22 gol.’’
‘’Kami satu-satunya tim yang selalu tampil dengan komposisi berbeda-beda setiap laganya. Ada banyak pemain yang absen. Lima sampai enam sertiap laganya. Tidak salah ketika itu kami disebut juara tanpa mahkota,’’ timpal Goran Gancev. (act/rdt)
