Malang – Tak disangkal tahun 2020 merupakan tahun yang penuh dengan berbagai kesulitan dan tantangan. Selain itu, optimisme pemulihan ekonomi global di tahun 2020 berubah setelah mewabahnya Covid-19. Dampak pandemi Covid-19 sangat luar biasa (extraordinary) terhadap kesehatan, ekonomi, dan kemanusiaan di seluruh dunia.
Pada pengujung tahun 2020, perkembangan uji klinis vaksin Covid-19 dunia terus membuahkan kabar baik. Beberapa negara, termasuk Indonesia, berencana memulai vaksinasi Covid-19 pada Januari 2021. Awal momentum perbaikan ekonomi tahun 2021.
“Menjadi game changer di tengah pandemi,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI) Malang, Azka Subhan.
Setelah terkontraksi pada triwulan II dan III 2020, kinerja perekonomian global mulai menunjukkan perbaikan. Aktivitas perekonomian dunia mulai meningkat, meskipun masih dibayangi risiko gelombang kedua (second wave) pandemi Covid-19. Berdasarkan rilis International Monetary Fund (IMF) pada Oktober 2020, pertumbuhan ekonomi secara global tahun 2020 diproyeksikan di angka –4,4 persen. Proyeksi itu lebih tinggi 0,8 poin sejak revisi proyeksi pada Juni 2020 sebesar -5,5 persen.
Proyeksi yang lebih kuat di tahun 2020 mencerminkan efek dari dua faktor. Yakni, dorongan dari PDB triwulan III 2020 yang lebih baik dan penurunan kasus Covid-19 dari tindakan physical distancing. Ke depan, perbaikan ekonomi global diperkirakan terus berlanjut. Karena itu, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan rebound pada 2021 sebesar 5,2 persen.
Menjaga kestabilan di tengah turbulensi global akibat pandemi Covid-19, optimisme di tahun 2021 dibangun oleh Presiden Joko Widodo yang memaparkan langkah strategis dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2020. Salah satu poin penting yang disampaikan yaitu perbaikan ekonomi sejalan dengan realisasi stimulus fiskal, meningkatnya mobilitas masyarakat, dan membaiknya permintaan global. Karena itu, momentum pertumbuhan positif ini harus dijaga dengan terus menjalankan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mulai positif pada triwulan IV-2020 dan diperkirakan mencapai 4,8-5,8 persen pada tahun 2021. Sementara itu, inflasi nasional tetap rendah sejalan permintaan yang belum kuat dan pasokan yang cukup memadai. Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada akhir tahun 2020 akan lebih rendah dari 2 persen dan pada tahun 2021 akan terkendali di dalam sasaran 3,0±1 persen.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur 2021 diperkirakan berada dalam rentang 5,3-6,3 persen. Sedang Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu menjadi wilayah pengungkit pertumbuhan di wilayah Kawasan Tengah Selatan (Katesa) Jawa Timur. Berdasarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 Bank Indonesia Malang, pertumbuhan ekonomi Kota Malang diproyeksikan pada rentang 5,4-6,4 persen, Kabupaten Malang 5,2-6,2 persen, dan Kota Batu 5,8-6,8 persen.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi Malang Raya lebih tinggi dibanding daerah lain di Jatim dan nasional yang didorong kinerja sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, pertanian, serta konstruksi. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Malang Raya.
Menyikapi perkembangan inflasi, Bank Indonesia Malang tetap optimistis realisasi inflasi Malang Raya akan terkendali di dalam sasaran 3,0+1 persen sesuai target inflasi 2021.
Dalam rangka mewujudkan optimisme tumbuhnya ekonomi Malang Raya, Bank Indonesia Malang terus mendorong pemulihan ekonomi di antaranya memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah seperti menjaga terkendalinya inflasi serta mendukung stabilitas sistem keuangan. Fokus koordinasi diarahkan pada mengatasi permasalahan sisi permintaan dan penawaran dalam penyaluran kredit/pembiayaan dari perbankan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas yang mendukung pemulihan ekonomi.
Tentunya dalam kaitan pemulihan ekonomi terdapat kondisi prasyarat (necessary condition) “2V” yaitu penanganan Virus Covid-19 dan vaksin. Faktor kesehatan tetap menjadi prioritas utama selaras dengan pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif dan aman Covid-19. Selain itu, diperlukan pemberian vaksin yang aman dan efektif secara luas sesegera mungkin.(jof/ekn)