Surabaya – Penanganan pandemi Covid-19 terus dilakukan Pemprov Jatim. Tak hanya tracing dan imbauan mematuhi protokol kesehatan (prokes) yang semakin masif digencarkan, tetapi juga mempersiapkan beragam fasilitas dan sarana kesehatan.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, meninjau kondisi gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jatim, yang dijadikan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 pascarawat, Sabtu (26/12).
Sebelumnya, gedung BPSDM Jatim ini digunakan sebagai ruang tunggu bagi masyarakat yang menunggu hasil tes PCR, dan tempat isolasi pasien Covid-19 yang berkategori ringan.Kali ini, gedung itu juga akan digunakan bagi pasien Covid-19 tanpa gejala klinis dan telah menjalani perawatan 10 hari. Saat ini, pedoman Kemenkes RI menyebutkan, pasien tanpa gejala cukup diisolasi 10 hari karena virus sudah tidak menular lagi.
Tetapi berdasarkan National Centre for Infectious Disease (NCID) disebutkan, beberapa pasien Covid-19 masih bisa memiliki hasil swab yang positif, meski telah melewati 10 hari isolasi dan sudah tidak menular. NCID menyebutkan, 5 persen pasien Covid-19, hasil swabnya masih bisa positif sampai lebih dari 33 hari dan 32 persen masih bisa positif sampai lebih dari 21 hari.
Hal ini kerap memunculkan pendapat berbeda di masyarakat, karena dianggap pasien yang masih positif sudah dipulangkan. Padahal kenyataannya, pasien itu sebenarnya sudah tidak menularkan virus lagi.
“Untuk mengurangi perbedaan pemahaman di masyarakat terkait masalah periode infeksius dan hasil swab yang positif melebihi 10 hari isolasi ini , maka gedung BPSDM Jatim di Balongsari ini bisa menerima pasien-pasien yang sebelumnya sudah dirawat 10 hari, tidak ada gejala klinis, namun masih positif,” ungkap Khofifah.(azt/ekn)