Malang – Pendidikan anak usia dini (PAUD) berperan penting dan menjadi investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Karena itu, penting bagi guru, orangtua untuk memahami kebutuhan gizi anak. Jangan sampai anak salah gizi akibat konsumsi makanan, termasuk konsumsi susu yang kandungan gizinya tidak layak untuk anak.
Pemerintah melalui UU Sistim Pendidikan Nasional (Sisdiknas) mendefinisikan anak usia dini adalah anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Fase ini juga yang dianggap sebagai usia emas (golden age). Karena merupakan masa yang sangat menentukan seperti apa kelak jika anak menjadi dewasa, baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan.
Anak usia dini memiliki pola tumbuh kembang meliputi aspek fisik, kognitif, sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus, sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak itu.
Ketua Umum PP HIMPAUDI, Prof Dr Netti Herawati, mengatakan PAUD merupakan cara yang efektif untuk memberikan edukasi gizi bagi anak. ”Saya harapkan semua PAUD ke depannya memiliki program makanan sehat, sehingga bisa memenuhi kebutuhan gizi anak. Bagaimanapun, apa yang dikonsumsi oleh anak tergantung orangtua dan guru,” ujar Netti saat webinar yang diselenggarakan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Selasa (22/12).
Salah satu kebiasaan makan anak yang sering abai diperhatikan adalah asupan gula pada anak. Apabila dihitung, dalam satu hari anak-anak bahkan bisa mengonsumsi gula hingga seperempat kilogram.
”Selama ini kita beranggapan gula secara harfiah. Tetapi, gula itu adalah glukosa yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi anak jika anak diberi susunya kental manis,” imbuh Netti.
Dr Moretta Damayanti SpA(K), M.Kes anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, kebiasaan konsumsi makanan manis pada anak dapat berdampak buruk pada tumbuh kembangnya. ”Gula menyebabkan anak menjadi kenyang dan efek lanjutannya tumbuh kembangnya terhambat. Apalagi, pada anak yang mengonsumsi kental manis,” jelas Morretta.
Karena itu, untuk anak usia dini, juga penting diajarkan apa yang harus dimakan dan apa yang harus dihindari. ”Yang juga penting untuk dipahami orangtua adalah dalam memberikan asupan gizi untuk anak bukan sekadar anak menjadi kenyang, tetapi juga harus ada lemak dan proteinnya,” tuturnya. (IDP/ekn)