Jakarta – Sejak wabah coronavirus disease menyerang Indonesia, Maret 2020 lalu, total ada 363 petugas medis dan kesehatan, yang wafat akibat terinfeksi Covid-19. Terdiri dari 202 dokter dan 15 dokter gigi, serta 146 perawat.
Jumlah itu merupakan pembaruan data tenaga medis yang wafat, dari hasil tim mitigasi IDI hingga Desember 2020 ini. Para dokter yang wafat tersebut, terdiri dari 107 dokter umum (4 guru besar) dan 92 dokter spesialis (7 guru besar). Serta dua residen dan satu dalam verifikasi yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI Wilayah (provinsi) dan 92 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).
Jawa Timur masih menempati posisi terbanyak. Terdapat 41 dokter, 2 dokter gigi dan 43 perawat. Kemudian disusul DKI Jakarta, dengan 31 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat, yang wafat karena Covid-19.
Sumatera Utara ada 24 dokter dan 3 perawat. Jawa Barat terdapat 20 dokter, 4 dokter gigi dan 19 perawat. Jawa Tengah, 21 dokter dan 22 perawat. Sulawesi Selatan terdapat 7 dokter dan 3 perawat. Banten 7 dokter dan 2 perawat. Bali enam dokter. Dan selebihnya ada di 18 provinsi lainnya. Sementara di daerah penugasan luar negeri, di Kuwait ada dua perawat.
Tim Mitigasi PB IDI, Dr. Adib Khumaidi, SpOT., mengatakan, kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan ini, adalah dampak peningkatan jumlah penderita Covid-19. Baik yang dirawat maupun OTG (Orang Tanpa Gejala).
‘’Pilkada yang baru saja selesai, juga menjadi potensi fluktuasi naiknya angka penularan Covid-19. Bagi setiap orang untuk memeriksakan kesehatannya, apabila terdapat gejala, dan melakukan testing meskipun juga tanpa gejala,’’ kata Adib.
Tim Mitigasi IDI juga berharap, pemimpin daerah yang terpilih nantinya, untuk memprioritaskan penanganan pandemi Covid-19, dengan meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan. Juga melindungi tenaga medis dan kesehatan. Meski vaksin Covid-19 sudah tersedia, kata Adib, namun untuk perlindungan maksimal, setiap orang harus tetap menjalankan protokol kesehatan. Situasi penularan Covid-19 di Indonesia saat ini, sudah tidak terkendali.
‘’Tingginya lonjakan pasien Covid-19, serta angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan, menjadi peringatan kepada kita semua. Tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan (3M). Dengan mengabaikan protokol kesehatan, maka Anda tidak hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri. Namun juga keluarga dan orang terdekat. Termasuk orang di sekitar,’’ tandasnya.
Sementara Dr Drg Sri Hananto Seno, SpBM(K), MM, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) mengimbau masyarakat, agar memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya untuk menghindari penularan Covid-19.
‘’Selain menjaga imunitas tubuh, perlu diperhatikan juga kebersihan mulut dan gigi. Terutama mengingat penularan utama Covid-19, melalui droplet atau cairan dari mulut. Tetap gunakan masker. Baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Rajin mencuci tangan dan jaga jarak serta hindari kerumunan,’’ ingatnya.
Harif Fadhilah, S.Kp, SH, M.Kep, MH., Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menambahkan, berdasarkan data, selain perawat yang bertugas di Rumah Sakit, para petugas kesehatan (perawat) yang bertugas di Puskesmas, merupakan yang gugur terbanyak kedua. Hal ini menandakan, Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama, masih memiliki perlindungan yang kurang memadai bagi tenaga kesehatan.
‘’Kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan daerah setempat, yang bertanggung jawab terhadap pelayanan Puskesmas, juga meningkatkan perlindungan di fasilitas kesehatan tersebut. Dengan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan jumlah yang memadai. Serta perlengkapan fasilitas lainnya, untuk mengatasi jumlah lonjakan pasien Covid yang saat ini banyak terjadi di hampir semua wilayah di Indonesia,’’ tegas Harif. (rdt)