Beberapa negara seperti Amerika, Kanada, Uni Emirat Arab dan Inggris, sudah mulai melakukan vaksinasi Covid-19. Sebagai upaya pencegahan spesifik terhadap penularan virus yang merenggut banyak korban.
Indonesia juga sedang mempersiapkan Vaksinasi Covid-19. Saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), sedang mengevaluasi keamanan dan efektivitas vaksin Covid-19, yang tiba di Indonesia beberapa waktu lalu.
‘’Saya sekarang melihat kecenderungan banyak orang berspekulasi. Padahal ini masih berproses. Badan POM masih melakukan kajian-kajian dan tidak akan ada vaksinasi apapun, sebelum izin dari Badan POM keluar. Ini adalah upaya Pemerintah, untuk memastikan, vaksin yang kita gunakan betul-betul aman dan efektif,’’ terangnya dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, Vaksinolog dan Spesialis Penyakit Dalam, dalam dialog produktif, yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
‘’Tidak benar, jika virus Covid-19 akan hilang dengan sendirinya. Ada jutaan kematian akibat virus ini di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia. Kita tidak bisa berdiam diri. Ekonomi kita terpukul, bekerja juga menjadi sulit. Oleh karena itu, perlu ada upaya-upaya ekstra. Yaitu protokol kesehatan harus dijalankan secara konsisten. Dengan adanya vaksinasi nanti diharapkan akan membantu, karena vaksin memberi proteksi yang bersifat spesifik,’’ tambah dr Dirga.
Sementara itu, Covid-19 memiliki spektrum gejala yang luas pada penderitanya. Mulai dari tidak bergejala sama sekali, hingga bergejala berat yang menyebabkan proses identifikasi pasien menjadi semakin sulit.
‘’Bahkan penelitian menunjukkan, 40 persen pasien Covid-19 tidak bergejala. Meskipun begitu, penting untuk diketahui, baik bergejala atau tidak, semua pasien Covid-19 ini bisa menularkannya ke orang lain,’’ terang dr. Driga lebih lanjut.
Cherryl Hatumesen, Penyintas Covid-19 membenarkan keterangan dr. Dirga. Sebagai penyintas, dia awalnya tidak merasakan gejala berat. Sebelum akhirnya melakukan tes swab dan terbukti positif.
‘’Virus Covid-19 ini benar-benar ada. Jadi sambil menunggu vaksin nanti, protokol 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak), harus dijalankan. Selain itu dalam menghadapi Covid-19, perlu kedewasaan diri. Untuk tidak takut mengakui apabila tertular agar bisa melindungi orang-orang di sekitar kita,’’ katanya.
‘’Sebelum ini, kita selalu meremehkan masalah kesehatan, karena menganggap diri kuat. Sekarang setelah dirawat karena Covid-19, saya mengikuti dokter paru saya, yang menyarankan mengurangi karbohidrat dan memperbanyak protein, untuk meningkatkan imunitas tubuh. Masker selalu saya pakai, hand sanitizer juga tidak pernah lepas. Karena terbukti dengan menjalankan protokol 3M, teman-teman di kantor tidak ada yang tertular dari saya,’’ ujar Cherryl Hatumesen. (rdt)