Malang – Kedatangan vaksin Covid-19, menjadi kabar baik bagi upaya pencegahan pandemi coronavirus disease. Meski pemerintah masih menunggu hasil evaluasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM). Untuk melaksanakan program vaksinasi kepada masyarakat.
Namun setelah nantinya pelaksanaan vaksinasi berjalan, masyarakat harus tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M. Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak serta hindari kerumunan. Dengan cara itulah, Indonesia bisa cepat keluar dari pandemi Covid-19.
‘’Benar. Vaksin itu upaya protektif terhadap penyakit spesifik. Beberapa virus dan bakteri di Indonesia, sudah lama kita lawan dengan imunisasi. Di Indonesia kita mengenal program imunisasi. Beberapa penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi bisa tereleminasi. Vaksin Covid-19 ini, diharapkan memiliki peran seperti itu nantinya,’’ ujar Dr. Ede Surya Darmawan SKM., MDM, Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, dalam Dialog Produktif bertema: ‘Vaksin Datang, Tetap Disiplin 3M’. Diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), akhir pekan ini.
Vaksin itu, kata Dr. Ede, untungnya lebih banyak, daripada ketika harus sakit. Bukan hanya menelan biaya rata-rata Rp 184 juta per orang. Juga akan rugi karena tidak bisa produktif bekerja. Sejauh ini vaksin sebagai intervensi kesehatan masyarakat, dalam pencegahan penyakit menular, sudah terbukti efektif sejak lama.
‘’Sakitnya hanya karena ditusuk jarum suntik. Kemudian ada bengkak dan badan panas. Tapi itu tidak akan berlangsung lama. Kalau vaksinnya efektif, akan segera terbentuk antibodi. Kita akan kebal terhadap suatu penyakit yang spesifik,’’ ungkapnya.
Betapapun terpapar COVID-19 menjadi kerugian secara fisik dan mental seperti diceritakan
Sementara Abi Satria, Penyintas Covid-19 menuturkan, di hari ke enam dirawat di Wisma Atlet, tubuhnya menggigil karena demam. Meski AC sudah dimatikan.
‘’Pasca sembuh dari Covid-19, fisik sebenarnya sudah mulai membaik. Tapi secara mental masih kurang stabil. Aku masih takut keluar dan muncul di depan publik. Setelah aku konsultasikan, ternyata memang itu adalah dampak psikologis. Jadi bukan hanya terdampak pada fisik tapi juga mentalnya,’’ ujarnya.
Dia juga menyebut, penularan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Bisa jadi tertular dari benda-benda di sekitar kita. Masyarakat yang menganggap Covid-19 hanya konspirasi, kata dia, harus percaya kalau Covid-19 ini nyata. Yang selama ini belum percaya, mungkin karena belum pernah ada orang terdekatnya yang tertular Covid-19.
‘’Untuk semua masyarakat, yang masih abai dengan 3M, tolong jangan egois. Kita tidak pernah tahu, kapan bertemu dengan orang yang imunitasnya sedang rentan. Kita tidak pernah sadar, kita membawa virus kepada yang lebih tua atau muda. Jadi jangan egois dan patuhi protokol 3M,’’ pesannya.
Sedangkan untuk vaksin Covid-19, Dr Ede menambahkan, masyarakat sebaiknya menyambut vaksinasi, sebagai salah satu bentuk proteksi spesifik. Agar tidak tertular Covid-19.
‘’Tapi proses mendapatkan vaksin, masih membutuhkan waktu. Karena itu menjaga 3M itu bukan lagi pilihan. Tapi keharusan di situasi pandemi seperti ini. Bahkan khususnya untuk cuci tangan tidak boleh lepas. Tidak ada Covid-19 pun, kita harus terus cuci tangan,’’ tutup Dr. Ede. (rdt)
Across Canada and the rest of the world perspectives are beginning to shift towards the realization and acceptance that Psychedelics like DMT Canada, LSD Canada, Shrooms Canada, Mescaline Canada can provide lasting relief from debilitating mental health, chronic pain, and nervous system conditions.