
Aktivitas Vulkanologi Gunung Semeru. (ist)
Malang – Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger, dan Semeru (BB TNBTS) mengambil langkah penutupan sementara pendakian Gunung Semeru sampai batas yang belum ditentukan. Penutupan ini untuk menjaga keselamatan para pendaki, seusai gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengeluarkan guguran awan panas pada akhir pekan lalu.
Penutupan ini tertuang dalam pengumuman resmi dari BB TNBTS Nomor PG.10/T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/11/2020. Pengumumanditeken Plt Kepala BB TNBTS, Agus Budi Santosa, Minggu (29/11) malam.
Dalam pengumuman itu dijelaskan, penutupan dilakukan dengan memperhatikan perkembangan aktivitas vulkanologi Gunung Semeru serta laporan Pos Gunung Api di Gunung Sawur Lumajang per 28 November 2020. Saat itu disebutkan terjadi guguran lava pijar dengan arah menuju Besuk Kobokan.
Plt Kepala BB TNBTS, Agus Budi Santoso mengatakan, penutupan pendakian dilakukan bersamaan aktivitas Gunung Semeru yang mulai meningkat sejak Jumat (27/11). Berdasarkan pengamatan Pos Gunung Api (PGA) di Gunung Sawur Lumajang, terdapat aktivitas letusan dan guguran lava pijar di Semeru.
“Letusan teramati tiga kali dengan tinggi asap kurang lebih 100 meter dengan warna asap putih tebal yang condong ke arah barat daya,”jelas Agus Budi Santoso.
Selain itu, terdapat pula guguran lava pijar sebanyak 13 kali di Semeru. Jarak luncurnya sekitar 500 sampai 1.000 meter dari ujung lidah lava ke arah Besuk Kobokan. Sementara amplitudonya terekam 12 milimeter dengan lama gempa 1.994 detik.
Berdasarkan ini, TNBTS juga mewaspadai gugurnya kubah lava di kawah Jonggring Saloko, serta mengutamakan kepentingan keselamatan jiwa pendaki. “Untuk itu kami menutup sementara kegiatan pendakian Gunung Semeru secara total sejak tanggal 30 November 2020 sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan,”papar Agus Budi Santoso.
Tingkat aktivitas Gunung Semeru saat ini adalah Level II atau Waspada. Rekaman seismograf pada 26 November 2020 mencatat dua kali gempa guguran, tiga kali gempa embusan, satu kali gempa vulkanik dangkal, dan satu kali gempa tektonik jauh.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan kepada masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1Kilometer, dan wilayah sejauh 4 Kilometer di lereng Selatan-Tenggara kawah. Sebab, daerah itu merupakan wilayah bukaan kawah sebagai alur luncuran awan panas. Masyarakat juga diminta mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jonggring Saloka.(jof/ekn)