
VAKSINASI: dr. Dirga Sakti Rambe memberikan keterangan mengenai setelah vaksin datang, apa yang perlu disiapkan. (Foto: Satgas Penanganan Covid-19)
Malang – Rencana Pemerintah untuk program vaksinasi, memerlukan persiapan matang. Berbagai persiapan sudah dilakukan. Mulai meninjau langsung fasilitas produksi vaksin di Tiongkok. Melakukan uji klinik fase III di Kota Bandung terhadap 1620 relawan, hingga menyiapkan sistem satu data terintegrasi. Untuk memastikan kelancaran dan ketepatan sasaran vaksinasi nantinya.
Kementerian Kesehatan, juga menyiapkan sumber daya manusia (SDM). Seperti dokter umum, dokter spesialis, perawat, bidan dan vaksinator, untuk mempersiapkan program vaksinasi. Selain dari sisi kesiapan pemerintah, masyarakat juga perlu mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan saat vaksin datang.
dr. Dirga Sakti Rambe M.Sc, Sp.PD, Vaksinolog menyampaikan, ‘’Yang pertama perlu diketahui adalah, vaksin itu produk biologis. Sangat rentan pada perubahan suhu. Oleh karena itu, perlu disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius. Suhu ini harus dijaga dari pabrik sampai ke puskesmas. Ini yang disebut cold chain (rantai dingin),’’ katanya dalam Dialog Produktif. Bertema: ‘Setelah Vaksin Datang, Apa yang Perlu Disiapkan?’ Diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN.
Kedua, kata dr Dirga, Indonesia punya BUMN farmasi yang terpercaya. Bio Farma. Yang sudah memproduksi vaksin untuk diekspor ke 106 negara lebih dan sudah diakui WHO. Sembari menunggu proses kedatangan dan vaksinasi nanti, dr. Dirga mengimbau kepada masyarakat, agar perlu mengetahui informasi yang benar terkait vaksin. Informasi yang benar dan terpercaya, memberikan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat dan mengurangi keresahan serta keraguan yang timbul, dari penyebaran informasi hoaks terkait vaksin.
‘’Karena sekarang banyak sekali informasi yang tidak benar. Vaksin apa pun yang sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah dipastikan efektivitas dan keamanannya,’’ terang dr. Dirga.
Indonesia sendiri bukan sekali-dua kali melaksanakan program vaksinasi. Dikenal juga dengan program imunisasi rutin. Proses distribusi vaksin di Indonesia dari Aceh sampai Papua, sudah menggunakan sistem cold chain yang baik, hingga ke pelosok negeri. ‘’Kelengkapannya sudah standar. Misalkanya cold box, itu sudah tersedia semua di Indonesia,’’ kata dr. Dirga.
Masyarakat yang akan mendapatkan vaksinasi nantinya, adalah orang dalam kondisi sehat. Untuk vaksin Covid-19 sendiri, diberikan kepada dewasa dengan rentang usia 18-59 tahun. ‘’Nanti dokter atau tenaga kesehatan yang menjadi petugas, pasti akan melakukan pemeriksaan (screening) sebelum diberikan vaksin. Yang penting pada hari tersebut kita merasa sehat secara umum,’’ tegas dr. Dirga.
Untuk mematangkan persiapan vaksinasi, Kementerian Kesehatan tengah melatih 23.000 tenaga vaksinator. Selain juga didukung ratusan ribu tenaga kesehatan lainnya. Kesiapan tenaga kesehatan di daerah-daerah, juga tengah dipastikan untuk mendukung program vaksinasi nantinya.
Kemudian, masyarakat juga tidak perlu khawatir dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Biasanya berdampak ringan dan segera sembuh dalam waktu satu dua hari.
‘’Yang perlu masyarakat ketahui, manfaat vaksinasi itu jauh lebih besar dari efek sampingnya. KIPI itu mayoritas bersifat ringan. Seperti bengkak kemerahan di bekas suntikan, kemudian ada demam sebagai tanda vaksinnya bekerja,’’ ungkap dr. Dirga.
Keberadaan vaksin sangat penting dalam mengendalikan pandemi, tapi perlu disadari vaksin tidak seketika memusnahkan pandemi. Karena ada proses distribusi yang panjang. Belum lagi jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 260 juta jiwa.
‘’Oleh karena itu, sembari menunggu vaksin dan bahkan sampai nanti vaksinnya ada, kita harus terus menerapkan protokol pencegahan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman),’’ terang dr. Dirga. (* /rdt)