Malang – Lini depan Arema FC pada kompetisi Liga 1 2020, kembali bisa menghadirkan karakter striker ‘bad boy’ yang keras dan ngeyel. Sebagai ciri khas sepak bola Malang-an. Dia adalah Kushedya Hari Yudo. Dua gol dengan gaya trengginasnya , dicetak ketika timmya menggulingkan tuan rumah TIRA-Persikabo 2-0, di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor (02/03) lalu. Menit keempat menyambar umpan Muhammad Rafly dan menit 47 teruskan assist Dendi Santoso.
‘Super Yudo’, julukannya. Sangat mewakili tipikal dan karakter pemain yang berasal dari kawasan Malang Selatan. Keras dan ngeyel, yang sangat familir pada tim Singo Edan sebelum 2010.
Maklum saja, kondisi geografis dan ekononi di Malang Selatan yang serba sulit, telah menempa dan membentuk mereka sejak kecil. Kushedya Hari Yudo sendiri, kelahiran Desa Krebet Bululawang, Kabupaten Malang. Desa yang pendudukannya mayoritas merupakan petani tebu dan petani sawah.
Yudo tak sendirian di tim Singo Edan, yang berasal dari kawasan Malang selatan. Tercatat ada delapan pemain lainnya. Yaitu Johan Ahmad Alfarizi, Syaiful Indra Cahya, Vikriyan Akbar Fatoni, Aji Saka, Jayus Hariono, Titan Agung Bagus Fawwazi, Dendi Santoso dan Dedik Setiawan. Hanya penjaga gawang Teguh Amiruddin, yang berasal dari kawasan Malang utara, yaitu Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Bagaimana kiprah Yudo bersama Arema di musim pertamanya? Simak cuplikan wawancara DI’s Way Malang Post.
Awal Liga 1 2020 ini, Anda memborong dua gol di laga kandang TIRA-Persikabo. Kesan Anda?
Secara pribadi alhamdulillah. Tak perlu menunggu lama. Untuk Arema saya bisa cetak dua gol di laga pertama di luar Malang. Paling tidak ini kesan bagus awal untuk tim, pelatih, Aremania dan manajemen tim.
Laga kedua justru tak ada gol di Malang melawan Persib Banndung, mengapa?
Ya itulah sepak bola. Kadang sesuatu hal sesuai harapan dan juga sebaliknya. Sedih juga, di Bogor bisa cetak gol, tapi di Malang, di depan Aremania, justru tidak ada gol dari saya. Saya minta maaf kepada Aremania
Apa pertimbangan Anda memutuskan gabung Arema FC? Bukankah juga banyak tim meminati.
Saya memutuskan ke Arema, karena itu terkait mimpi sejak kecil waktu masih SSB. Memang ada tawaran dari beberapa klub Liga 1 lainnya. Tapi begitu ada tawaran dari manajamen Arema, saya langsung tidak berpikir dua kali dan mengiyakan. Bagi saya kesempatan tidak datang dua kali, untuk membela Arema.
Apa arti Arema bagi Anda?
Kalau boleh saya katakan, itu mimpi bagi anak-anak Malang, sejak masih bermain di SSB. Dulu saat masih SSB, anak-anak seumuran saya, hanya punya satu mimpi. Kelak bisa membela Arema. Setelah itu baru Timnas Indonesia. Bagi saya yang Arek Malang, Arema adalah kebanggaaan dan prioritas.
Banyak publik menilai karakter bermain Anda khas Malang-an. Keras, ngeyel dan ndableg. Apakah itu sudah menjadi ciri khas Anda?
Wah, itu sudah menjadi tipikal dan karakter bermain pemain-pemain yang berasal dari kawasan Malang Selatan. Termasuk saya. Maklum saja, kondisi geografis dan ekomoni di Malang Selatan yang serba sulit, telah membentuk karakter keras kami sejak kecil. Ndak masalah saya dijuluki bad boy. Striker itu harus ndableg mainnya.
Siapa motivator dibalik karir Anda?
Istri saya (Puspita Ardyani, Red.) dia itu tak hanya sebagai istri. Tapi juga motivator ulung. Banyak hal, dia paling mengerti plus-minus saya. Maklum dia itu dulu teman satu kelas saya di SMA.
Anda telah memutuskan sepak bola sudah menjadi profesi Anda selamanya?
Betul. Sepak bola bagi kebanyakan masyarakat di Malang Selatan, seperti sudah menjadi salah satu sumber mata pencaharian, untuk mengangkat status sosial dan ekonomi. Ingin kuliah jelas tidak ada biaya. Jadi jangan kaget, jika di beberapa klub Liga 1, Liga 2 dan Liga 3, banyak pemain berasal dari Malang. Terutama Malang selatan.
Kalau di Arema saat ini, selain saya, ada banyak pemain dari Malang Selatan. Seperti Teguh Amiruddin, Andreas Fransisco, Johan Alfarizi, Syaiful Indra, Vikriyan Akbar, Aji Saka, Jayus Hariono, Titan Agung Bagus, Dendi Santoso dan Dedik Setiawan
Apa target Anda untuk Arema FC di Liga 1 2020 ini?
Juara. Itu saja. Kalau Arema pernah juara musim 2009/2010, waktu itu saya masih berumur 16 tahun dan ikut konvoi Aremania menyambut tim dan piala. Tapi Inshaallah tahun 2020 ini, saya ingin langsung mengangkat piala itu, untuk tim dan Aremania. Tapi sayang ya, Liga 1 2020 ini justru terhenti cukup lama karena wabah virus corona.
Anda berambisi menjadi top score Liga 1 2020 nantinya?
Ambisi pribadi tentu ada. Tapi itu bukan yang utama bagi saya. Kemenangan jauh lebih penting agar tim bisa juara. Tak masalah siapa yang mempunyai peluang lebih besar, bisa mencetak gol kemenangan, untuk tim dalam pertandingan. Saya sebagai striker, hanya ingin memberikan yang terbaik untuk tim.
Apa arti tato bergambar manusia berkepala singa di lengan kiri Anda?
Tato ini saya buat tahun 2019 di Yogyakarta, waktu masih bermain untuk PSS Sleman. Jujur saya suka seni. Tato itu seni. Soal arti lukisan tato bergambar manusia berkepala singa, itu saya yang memimpikan bisa membela Arema dan sejak SD kelas satu. Saya suka Arema.
Nomor punggung Anda 99. Ada makna di balik itu?
Nomor itu pilihan kedua orang tua saya. Sejak masih junior. Mereka bilang itu nomor keberutungan, agar cita-cita mereka sejak lama, saya bisa bermain di tim Arema segera terwujud.
Anda sempat dipanggil Shin Tae-yong ikut TC Timnas Indonesia, bagaimana perasaan Anda?
Alhamdulillah sangat bersyukur akhirnya dapat panggilan Timnas Indonesia. Ini adalah impian saya sejak kecil. Nanti jika TC berlanjut, setelah vorus corona mereda, tentu saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Semoga saya dapat menembus skuad utama Timnas Indonesia.
Harapan Anda untuk Liga 1 2020 yang masih terhenti?
Pandemi virus corona ada dimana-mana. Tidak hanya di Malang dan Indonesia. Tapi seluruh dunia. Semua aktivitas jadi serba terbatas. Harus ekstra hati-hati, kalau kita tak ingin tertular. Secara khusus harapan saya, tentunya juga harapan semua pemain dan klub, semoga wabah virus corona cepat berlalu. Kompetisi kembali berlanjut. Bagi saya, tentu tidak nyaman tidak ada kompetisi dan latihan sering diliburkan. Tapi kita harus patuh protokol kesehatan Covid-19. (act/rdt)
BIODATA :
Nama : Kushedya Hari Yudo
Lahir : Bululawang, Kabupaten Malang 16 Juli 1993
Postur : 174/70 kg
Posisi : Penyerang
Jersey : 99
Istri : Puspita Ardyani
Karir klub :
2020 Arema FC (Liga 1)
2020 Timnas Indonesia (TC Pra Piala Dunia)
2019 PSS Sleman (Liga 1)
2018 Kalteng Putra (Liga 2)
2017 Metro FC Malang (Liga 2)
2017 Persegres Gresik United (Liga 1)
2013-2016 Persewangi Banyuwangi
2012 Persib Bandung U21
2011 Akademi Arema FC
2008-2011 PS Sinar Mas Turen Malang
2001-2008 SSB Sinar Mas Turen Malang