Malang – Film karya sutradara Joko Anwar “Perempuan Tanah Jahanam” atau secara internasional dikenal dengan nama “Impetigore” menjadi perwakilan film Indonesia untuk bersaing meraih nominasi di kategori film internasional terbaik di ajang Academy Awards 2021 atau Oscar ke-93 mendatang.
Keberhasilan “Perempuan Tanah Jahanam” menembus Oscar merupakan sebuah kejutan bagi insan perfilman Indonesia. Pasalnya, ini adalah film horor pertama dalam sejarah, yang pernah diikutsertakan oleh Indonesia, dalam perhelatan ajang bergengsi ini.
“Saya senang, karena berarti genre horor sekarang sudah dianggap bukan film dengan kasta rendah lagi ya, jadi sekarang memang ada pergeseran di dunia, bahwa film horor juga sekarang dianggap film dengan genre yang serius,” papar Joko Anwar dalam wawancaranya bersama VOA belum lama ini.
Film Horor di Oscar
Tak banyak Film horror yang mampu menembus Oscar. Sepanjang sejarah Oscar, hanya ada 10 film horor yang pernah berjaya dan meraih nominasi, yaitu “Rosemary’s Baby,” “The Exorcist,” “Jaws,” “Alien,” “The Fly,” “Misery,” “The Silence of the Lambs,” “The Sixth Sense,” “The Swan,” dan “Get Out.”
Film “Get out,” berhasil meraih empat nominasi bergengsi dan bahkan memenangkan satu diantaranya, yakni naskah asli terbaik, pada perhelatan Academy Awards yang diselenggarakan pada tahun 2018.
“Kalau kita lihat, memang sekarang sudah enggak ada lagi tuh, genre. Film horor kalau dikerjakan dengan baik, tentunya hasilnya juga akan baik juga,” tambah Joko Anwar.
Walau memang sangat jarang ada film horor di ajang sebesar Oscar, khususnya untuk kategori film internasional terbaik atau yang dulu disebut sebagai kategori film berbahasa asing terbaik, menurut salah satu anggota Academy of Motion Picture Arts and Sciences (A.M.P.A.S) pertama yang berasal dari Indonesia, Amelia Hapsari, “kesempatan itu selalu terbuka.”
“Enggak ada rules-nya bahwa itu enggak bisa atau enggak akan mungkin,” jawab Amelia Hapsari saat diwawancara melalui Skype dengan VOA.
Ini adalah tahun pertama Amelia menjadi anggota (A.M.P.A.S) khusus bidang dokumenter, namun selain itu, ia juga bertugas untuk melakukan voting atau menjadi juri di kategori animasi pendek, film pendek, film terbaik, dan film internasional terbaik di ajang Academy Awards.
Promosi dan Kampanye Oscar
Mendapat nominasi Oscar bukan perkara mudah. Sebuah film masih harus melalui proses yang panjang.
Amelia Hapsari yang mengatakan, selain perlu menarik perhatian ribuan anggota A.M.P.A.S untuk akhirnya mau menonton dan memberikan nominasi kepada sebuah film, ada hal-hal lain yang juga berlu dilakukan.
“Biasanya, dalam kompetisi untuk menjadi nominasi ini, banyak hal yang dilakukan untuk film-film itu (untuk) promosi. Pastinya dia harus kemudian mengusahakan supaya ditulis oleh kritikus-kritikus utama dari seluruh dunia, diberitakan di media-media, sehingga film-film ini masuk ke dalam kesadarannya para anggota Academy (A.M.P.A.S.red). Karena kan pastinya ya, ada banyak, ada puluhan film-film yang berusaha untuk masuk menjadi nominasi,” jelas Amelia.
Sementara Joko Anwar menyebut, walau telah terpilih menjadi perwakilan film dari Indonesia, kalau tidak ada yang mengetahui keberadaannya dan tidak ada yang menonton, tidak akan ada gunanya.
Namun, Joko Anwar juga menyadari, bahwa untuk mengadakan kampanye tentunya membutuhkan dana yang sangat besar.
“Kita kan film kecil ya, budget-nya saja mungkin enggak sampai satu juta US Dollars gitu. Jadi ya, saya rasa sih enggak bakal ada campaign,” ucap Joko Anwar.
“Perempuan Tanah Jahanam” Punya Nilai Berbeda.
Sebagai juri Oscar, Amelia Hapsari melihat “Perempuan Tanah Jahanam” sebagai film yang “punya nilai yang berbeda,” jika dibandingkan dengan perwakilan film-film Indonesia sebelumnya di ajang Oscar.
“Dia sudah datang ke Sundance ya, berarti sudah lebih dekat kan ke industri (film.red) di Amerika. Karena kan, Oscar itu tempatnya di Amerika. Mau enggak mau, amat banyak si anggota Academy (A.M.P.A.S.red) itu adanya di Amerika dan tentu saja amat banyak dari mereka yang sering datang ke Sundance,” ujar Amelia.
Film “Perempuan Tanah Jahanam” juga bisa ditonton secara online di Amerika Serikat, melalui platform layanan streaming berbayar, Shudder.
Sementara Joko Anwar menjelaskan bahwa ”Impetigore” atau “Perempuan Tanah Jahanam” sudah masuk di berbagai list di Amerika, sebagai salah satu film horor terbaik tahun ini. Bahkan dibanding-bandingkan dengan beberapa judul film Amerika yang punya prestasi tahun ini, termasuk “Midsommar.”
Joko berharap anggota Academy Awards mau menonton filmnya, karena memang “Perempuan Tanah Jahanam” atau “Impetigore” sudah punya gaung, shingga ia tidak perlu melakukan lagi campaign .
Dilirik Kritikus Film AS
Film “Impetigore” atau “Perempuan Tanah Jahanam” sudah banyak diberitakan di berbagai media bergengsi di Amerika Serikat, seperti Variety dan Hollywood Reporter. Banyak kritikus film Amerika yang juga telah mengulasnya. Salah satunya adalah situs ternama, RogerEbert.com, yang didirikan oleh mendiang kritikus film pemenang Pulitzer asal Amerika, Roger Ebert.
Melansir dari RogerEbert.com, situs ini memberi film “Perempuan Tanah Jahanam” 3,5 bintang, dan memuji Joko Anwar yang telah menciptakan suasana tegang di setiap adegan, juga kekuatan tokoh utama, Maya, yang diperankan oleh Tara Basro yang sangat memikat. Situs ini menyebut, “ketika darah mulai mengalir, para penonton akan ketagihan. Joko Anwar juga dianggap telah menghasilkan karya film yang efektif, cerdas, dan provokatif, namun juga menyeramkan.”
Pengamat sekaligus kritikus film di California, Rama Tampubolon, untuk RamaScreen.com yang telah banyak mengulas film Hollywood, memuji gaya pembuatan film Joko Anwar yang “berani dan penuh gaya,” ditambah lagi dengan “sinematografinya yang menarik.”
“Mengingat faktanya bahwa ini adalah film Indonesia, telah memberikan nilai tambah,” tutur Rama Tampubolon kepada VOA belum lama ini.
“Saya berharap “Impetigore” sukses. Semoga film ini bisa terus maju di musim penghargaan kali ini. Walau bagaimana pun nantinya, kita tahu kebenarannya. Joko dan sineas Indonesia lainnya telah membuat kami, orang Indonesia, sangat bangga,” tambah kritikus film asal Indonesia ini.
Rumah Produksi Besar Dibelakang “Perempuan Tanah Jahanam”.
Film “Perempuan Tanah Jahanam” yang digarap Rapi Films dan Base Entertainment Film, juga menggandeng rumah produksi Ivanhoe Pictures dan CJ Entertainment ikut memproduksi film ini. Asal tahu saja, Ivanhoe Pictures – yang berbasis di AS – terlibat dalam pembuatan film-film blockbuster seperti “Crazy Rich Asians.”
Sedangkan CJ Entertainment yang berbasis di Korea Selatan, adalah rumah produksi untuk film “Parasite,” yang pernah mencetak sejarah di panggung Academy Awards. “Parasite” adalah film berbahasa asing pertama, yang berasih meraih piala Oscar untuk kategori film terbaik.
Namun, Joko Anwar menegaskan bahwa filmnya ini dipilih sebagai perwakilan film Indonesia di Academy Awards, bukan karena semata-mata diproduksi oleh perusahaan-perusahaan internasional. Hal ini juga tidak menentukan bagaimana nanti persaingannya di perhelatan Academy Awards.
“Belum tentu nanti perusahaan-perusahaan besar ini akan bikin campaign sih,” kata Joko Anwar sambil tertawa.
“Bagaimana nantinya dengan produser,” tambahnya.
Walau begitu, Amelia Hapsari melihat hal ini lagi-lagi sebagai salah satu nilai tambah dari film ini.
“Jadi di belakang “Perempuan Tanah Jahanam” ini ada mesin-mesin yang sudah pernah melakukan kampanye Oscar sebelumnya. Kemudian mereka pasti juga akan mengusahakan supaya “Perempuan Tanah Jahanam bisa kemudian lolos sebagai nominasi,” ujar Amelia Hapsari.
“Perempuan Tanah Jahanam” Jadi Representasi Film Indonesia.
Terpilihnya film “Perempuan Tanah Jahanam” sebagai perwakilan film Indonesia di Academy Awards merupakan sebuah “terobosan” baru bagi Indonesia. Tidak hanya itu, film ini juga mendapatkan apresiasi yang baik di luar negeri.
“Banyak yang bilang, bahwa mereka pertama kali nonton film Indonesia dan mereka sangat menikmati “Perempuan Tanah Jahanam.” Jadi mereka kepengin lagi tahu film-film Indonesia yang lain, ‘seperti apa sih?’” ucap Joko Anwar.
Walau perjalanan untuk meraih nominasi piala Oscar masih jauh bagi “Perempuan Tanah Jahanam,” Joko Anwar berharap, orang-orang di luar negeri akan tertarik untuk menontonnya. Dengan demikian. misi “Impetigore” untuk jadi representasi film Indonesia sudah tercapai,” pungkas Joko Anwar.
Ajang Bergengsi Academy Awards ke-93 rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 25 April 2021 mendatang, di Los Angeles, California. Mundur dari jadwal semula karena dampak dari penutupan bioskop di masa pandemi, yang menunda banyak perilisan film. Rencananya, nominasi akan diumumkan tanggal 15 Maret 2021. (voa/anw)