Malang – Selama pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak Februari 2020, penyaluran kredit di Malang Raya mencapai Rp39,1 triliun. Tumbuh 5,35% dibanding akhir 2019.
“Pencapaian ini cukup menggembirakan mengingat pertumbuhan kredit itu terjadi ditengah masa pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020,” kata Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang Raya, Sugiarto Kasmuri, kepada DI’sWay Malang Post di Malang, kemarin.
Dia menyebutkan, sejak pandemi, semua pihak relatif cemas dan kawatir terhadap perekonomian nasional. Bahkan, beberapa pihak yang meramalkan bakal terpuruk.
“Memang iya sih, tetapi melihat perkembangan terakhir menunjukkan gejala membaik sejak dibukanya beberapa akses perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Dia menyebutkan, beberapa daerah di Malang Raya, khususnya di kabupaten Malang menunjukkan pertumbuhan kredit tertinggi. Mencapai Rp19,2 triliun. Disusul Kota Malang sebesar Rp18,7 triliun, dan terakhir Kota Batu sebesar Rp1,2 triliun.
“Namun data itu sebenarnya masih perlu dicermati lebih detil lagi terkait dengan obyek usaha dengan tempat perbankan penyalur. Bisa jadi usahanya di Batu,tetapi bank yang membiayai kantor bank yang ada di Kota Malang. Atau bahkan kantor bank yang ada di Surabaya. Ini bisa terjadi sesuai dengan batas atau tingkat kewenangan pengambilan keputusan pemberian kredit,” kata Sugiarto Kasmuri.
Dipaparkan Sugiarto, tumbunya penyaluran kredit itu juga diimbangi dengan meningkatnya kualitas pengelolaan kredit. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL), khususnya pada kredit konvensional, berada pada kisaran 2,59%. Sedang pada kredit (pembiayaan) syariah 1,78%.
“Itupun gross lho. Kalau netto jauh lebih kecil lagi,” ujarnya.
Menurut dia, tumbuhnya penyaluran kredit juga dipicu oleh keberhasilan proses restrukturisasi kredit yang nilainya mencapai Rp11,5 triliun, atau 29,4% dari total kredit yang disalurkan sebesar Rp39,1 triliun.Dari restrukturisasi itu akhirnya kalangan dunia usaha memiliki kelonggaran untuk menggerakkan usahanya, meski belum sesuai kapasitasnya.
“Harus diakui untuk pulih seperti sebelum pandemi masih butuh waktu. Seperti banyak ekonom memperkirakan recovery pereknomian masyarakat baru akan terjadi pada triwulan ketiga 2021 yang berarti masih setahun lagi. Semoga saja bisa lebih cepat,” kata Sugiarto.
Sugiarto menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang terjadi di tiga daerah di Malang Raya memiliki keunikan tersendiri, sesuai dengan kapasitas dan potensi wilayah masing-masing.Seperti di Kota Batu sektor usaha yang bergerak didominasi oleh sektor kepariwisataan dan perhotelan. Di Kota Malang sektor perdagangan dan industri pengolahan. Sedang, di Kabupaten Malang sektor yang dominan adalah industri pengolahan, perdagangan dan pertanian.
“Seperti di Kota Batu kalangan dunia usahanya meski rata-rata skalanya kecil, mereka dalam berinvestasi memiliki kesadaran berkelompok yang tinggi. Ini menunjukkan adanya saling kerjasama dan saling ketergantungan dengan jenis usaha yang lainnya. Uniknya disini karena beda dengan Kota Malang maupun Kabupaten Malang,” pungkasnya.(bbs/ekn)