Batu – Bulan ini, tim BPCB Trowulan, bakal melanjutkan ekskavasi situs pendem. Setelah beberapa waktu lalu terhenti karena disergap pandemi covid-19. Diperkirakan proses ekskavasi itu akan dimulai minggu kedua bulan November.
Seperti halnya yang diungkapkan oleh Arkeolog BPCB Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho. Ia menyampaikan, jika ekskavasi lanjutan akan dimulai lagi tanggal 9-18 November. Untuk biayanya ditanggung pada anggaran Pemkot Batu.
“Ekskavasi lanjutan sangat penting dilakukan. Bertujuan untuk mengetahui keseluruhan wilayah Candi Pendem. Terakhir masih menggali sekitar 100 m2 dan diperkirakan terdapat bangunan lain yang mengelilingi bangunan induk,” terangnya.
Mengenai kuburan keluarga yang berada bersebalahan dengan lokasi ekskavasi. Ia mengatakan, secara etika tak akan melakukan penggalian merambah ke tanah kubur.
Sementara itu Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu, Winarto Ekram mengatakan: Anggaran yang telah ia ajukan untuk lanjutan ekskavasi sebesar Rp 200 juta.
Anggaran tersebut termasuk untuk kebutuhan peralatan, pelebaran jalan dan pembangunan gapura. Namun karena adanya pandemi menyebabkan terjadinya relokasi anggaran.
Mengingat saat ini masih era new habit, atau kebiasaan baru terkait pandemi. Maka penerapan protokol kesehatan tetap dijalankan. Proses ekskavasi juga akan menerapkan 3 M, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak.
“Kami berharap situs tersebut bisa dijadikan tempat wisata cagar budaya. Kami juga telah berkoodinasi dengan BPCB mengenai ekskavasi lanjutan di sebelah utara. Karena diperkirakan masih terdapat pagar pembatas,” ungkapnya.
Bagaimana dengan tanah warga yang berada di lokasi Candi Pendem?. Pemkot Batu telah merencanakan untuk melakukan ganti rugi. Kini pihaknya juga telah menunggu koordinasi antara pemerintah desa dan warga setempat.
“Karena pembebasan tanah itu harus ada beberapa proses yang ditempuh. Salah satunya menunggu ekskavasi lanjutan,” terang Winarto.
Ia menambahkan, kedepannya situs pendem akan dikelola sebaik mungkin. Oleh sebab itu, kebutuhan pembangunan fisik akan diupayakan. Saat ini perencanaan juga telah disiapkan agar nantinya bisa menjadi objek wisata cagar budaya.
Untuk diketahui, pada bulan Februari lalu, tim arkeolog berhasil menemukan sumuran di tengah-tengah situs Candi Pendem.
Sumuran itu berbentuk segi empat berukuran 210 cm x 210 cm. Temuan itu menandakan jika situs Pendem merupakan bangunan candi.
Diduga peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno abad 9. Hal itu dapat dilihat berdasarkan struktur batu bata yang tebal dan letaknya berdekatan dengan prasasti Sangguran. (ant/jan)